Saat berlaga di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kabupaten Jayapura, lifter yang kini berusia 37 tahun itu mengumpulkan total angkatan 555kg dari angkatan terbaik squat 220kg, bench press 185kg dan dead lift 195kg.
Sementara lifter Kalimantan Timur Margaret finis dengan medali perak setelah mengumpulkan total 552,5kg dari angkatan terbaik squat 222,5kg, bench press 142,5kg dan dead lift 187,5kg.
Medali perunggu menjadi milik lifter Jawa Barat yang mengumpulkan total 495kg dari angkatan terbaik squat 207,5kg, bench press 117,5kg dan dead lift 170kg.
Baca juga: Lifter Viki ingin manfaatkan emas PON Papua untuk jualan seprai
Sri Hartati memulai pertandingan dengan menjajal kekuatan otot kaki untuk meletakkan barbel di bahu pada babak squat dan berhasil menaklukkan tiga percobaan angkatan sekaligus pada 200kg, 210kg dan 220kg.
Atlet dengan berat badan 56kg itu mengalami kegagalan dalam percobaan ketiga babak bench press karena otot dadanya tak sanggup menahan beban seberat 150kg yang ditopang kedua lengan pada posisi tiduran di atas bench.
Namun kekuatan otot betis hingga bahu belakang Sri Hartati sukses menopang beban angkatan dalam babak dead lift masing-masing seberat 185kg, 192,5kg dan 195kg hingga barbel terangkat setinggi paha.
Sementara itu tiga atlet lainnya yang pulang tanpa medali adalah Mei Pernama Sari dari Lampung, Debora Indey yang mewakili tuan rumah dan Ryanny Try Anggoro dari Kalimantan Utara.
Baca juga: Viki Aryanto sabet emas untuk Lampung dari angkat berat PON Papua
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021