"Seperti biasanya kita berharap kenshi kita Ari Pramanto bisa memberikan yang terbaik untuk Sumatera Barat," kata Manager Kempo Sumbar Ronny Pahlawan di Jayapura, Rabu.
Kenshi Sumbar Ari Pramanto akan berlaga di partai final cabang olahraga shorinji kempo di Gedung Olahraga (GOR) Sekolah Tinggi Teologi Gereja Injili Di Indonesia (STT GIDI).
Ari turun di kategori randori (tarung) putra kelas 70 kilogram akan berhadapan dengan Julifan Prastyo Nugroho kenshi asal Papua Barat.
Baca juga: Atlet Kempo Sumbar Ari Pramanto bertekad raih medali emas
Baca juga: Emas kempo embu berpasangan putra jadi milik Sulawesi Selatan
Meskipun sudah berada di partai puncak dan berpeluang besar meraih medali emas, Ronny menegaskan tidak mau membebani atletnya. Apalagi, Ari Pramanto juga mempunyai beban tersendiri karena dari lima nomor yang diikuti Sumbar hanya satu yang lolos ke final.
Dua kenshi Sumbar kategori randori sebelumnya hanya mampu meraih medali perunggu dan dua lagi gagal mempersembahkan medali bagi kontingen Ranah Minang.
"Jadi tidak bisa dipungkiri pasti ada beban dari Ari Pramanto, makanya kita mau membebani pikirannya," ujar Ronny.
Sebelum bertanding, Ronny hanya berpesan kepada Ari agar bermain lepas dan fokus dengan lawannya di atas gelanggang. Selain itu, laga itu diharapkan bisa menjadi catatan sejarah di cabang olahraga shorinji kempo PON XX.
Sebab, kelas randori 70 kilogram merupakan kelas paling tinggi di antaranya yang lainnya. Dukungan para penonton baik dari Sumbar maupun kontingen lainnya akan menjadi tambahan semangat bagi dua kenshi yang akan berlaga.
Terakhir, ia mengatakan menghadapi partai final, Sumbar sama sekali tidak menyiapkan strategi atau persiapan khusus. Kenshi hanya diminta rileks dan fokus saat bertanding.
"Yang pasti kita minta Ari tidak terganggu dengan beban-beban selama pertandingan," ujarnya.
Baca juga: KONI minta pemda rawat arena olahraga setelah PON Papua
Baca juga: Menengok Kampung Asei, rumahnya perajin kriya kulit kayu di Papua
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021