Surabaya (ANTARA) - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendukung rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membuka taman kanak-kanak (TK) berbasis inklusi, tujuannya untuk memberi jaminan pendidikan pada anak berkebutuhan khusus (ABK).

"Saya sangat mendukung berbagai upaya pemerintah mengubah persepsi masyarakat terhadap cara memandang anak-anak yang memiliki keterbatasan secara fisik namun memiliki kelebihan lain," kata LaNyalla, dalam siaran persnya di Surabaya, Selasa.

Ia menilai kesetaraan dan keadilan untuk mendapatkan akses pendidikan bagi semua orang sangat perlu diwujudkan dalam bentuk yang konkret.

Menurutnya, kesetaraan sangat diperlukan agar masyarakat lebih dewasa dan bijaksana dalam memandang berbagai permasalahan yang terjadi di sekitar.

Baca juga: KPPPA: Guru sekolah inklusi perlu pahami sistem pendidikan inklusi

Baca juga: Bangka Barat siapkan dua sekolah dasar inklusi


"Dengan dibukanya sekolah inklusi setingkat TK, para pendidik dapat menanamkan persepsi bahwa setiap manusia itu sama derajatnya, memiliki hak dan kewajiban serta tanggung jawab yang sama. Artinya, pemahaman itu bisa diberikan sejak dini," katanya.

Senator asal Jatim itu mengatakan semakin banyak sekolah inklusi dibuka di setiap tingkatan, berarti pemerintah juga berkomitmen melaksanakan UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

"Pasal ini mengamanatkan, semua warga negara, termasuk anak-anak yang memiliki keterbatasan atau yang berada dalam kondisi kurang beruntung, berhak mendapatkan pendidikan. Salah satunya dilakukan dengan sekolah inklusi ini," tuturnya.

Di samping itu, Indonesia akan memiliki semakin banyak sumber daya unggul, karena biasanya anak berkebutuhan khusus mempunyai kelebihan tersendiri.

"Lewat sekolah inklusi itulah, bakat-bakat anak ini diasah. Sehingga bisa berprestasi sesuai bidangnya. Atau paling tidak mereka akan terfasilitasi sedini mungkin," kata LaNyalla.

Sebelumnya, Pemkot Surabaya berencana membuka TK inklusi di dua sekolah yakni TK Negeri Pembina dan TK Negeri Pembina 2, dan melengkapi SD dan SMP inklusi yang sudah terlebih dahulu berjalan.*

Baca juga: Mensos dorong daerah bangun sekolah inklusi

Baca juga: Sekolah Muhammadiyah Bireuen jadi model sekolah inklusi di Aceh

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2022