Lebak (ANTARA) -
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Lebak Musa Weliansyah mengajak generasi muda mandiri guna mengatasi kemiskinan ekstrem yang bisa menghambat proses pembangunan.
 
"Kita cukup prihatin berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten 2022 angka kemiskinan ekstrem bahwa Lebak tertinggi dan terendah Tangerang Selatan," kata Anggota DPRD Lebak tersebut dalam keterangannya, Rabu.
 
Dia mengatakan tingginya angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Lebak, karena faktor banyaknya pengangguran dan sulitnya mencari lapangan pekerjaan.

"Kesulitan pekerjaan itu yang menyebabkan terjadinya kemiskinan ekstrem dan mayoritas masyarakat Lebak menjadi buruh harian lepas, bahkan sama sekali tidak ada pekerjaan," katanya.
 
Dia mengatakan pemerintah daerah belum mampu memberikan jaminan pekerjaan bagi masyarakat, karena Kabupaten Lebak bukan daerah industri maupun pusat perdagangan dan jasa.
 
"Dengan demikian, pemerintah daerah saat ini sudah melakukan program untuk memberikan pelatihan, pembinaan dan permodalan kepada pelaku UMKM agar dapat menumbuhkan ekonomi kreatif di masyarakat," katanya.

Namun, sejauh ini tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat belum cukup signifikan untuk penyerapan lapangan pekerjaan.
 
Karena itu, pihaknya mengajak generasi muda Kabupaten Lebak agar memiliki kemandirian dengan motivasi tinggi untuk mengentaskan kemiskinan.
 
"Mereka generasi muda bisa menjadi petani milineal dengan mengembangkan budi daya tanaman palawija, hortikultura, peternakan dan perikanan di lahan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti lahan Perum Perhutani," katanya.
 
Saat ini, banyak lahan BUMN yang gundul dan telantar, sehingga bisa dimanfaatkan lahan tersebut.
 
Pemerintah daerah sudah menjalin kerja sama dengan Perum Perhutani, seperti di Gunungkencana ditanami jagung oleh masyarakat.
 
Para generasi muda, termasuk lulusan pendidikan SLTA hingga sarjana, ujar dia, semestinya tidak memiliki jiwa gengsi menjadi petani, karena sikap gengsi itu dapat menimbulkan orang malas.
 
"Kami meyakini dengan menjadi petani milineal itu mampu memenuhi ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi, sehingga dapat mengatasi kemiskinan ekstrem,"kata Musa.
 
Menurut dia, kemiskinan ektrim 2,17 persen tentu harus menjadi perhatian serius pemerintah setempat agar mereka bisa keluar dari kemiskinan ekstrem, terutama bagi generasi muda yang masih usia produktif.
 
Mereka generasi muda jangan hanya mengandalkan bantuan sosial, tetapi mereka harus bekerja dan menghasilkan pendapatan ekonomi yang layak dengan bertani, nelayan dan berdagang.
 
"Jika ekonomi generasi muda itu cukup baik dipastikan kemiskinan ekstrem menghilang," katanya.
 
Berdasarkan data BPS Banten tahun 2022 jumlah keluarga miskin ekstrem di Banten 45.571 di kabupaten dan kota.
 
Tertinggi Kabupaten Lebak 2,17 persen, Pandeglang 1,82 persen, Tangerang 1,52 persen, Kabupaten Serang, 0,75 persen, Kota Tangerang 0,75 persen, Kota Cilegon 0,45 persen, Kota Serang 1,01 persen, Kota Tangerang Selatan 0,44 persen.

 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Agus Setiawan
COPYRIGHT © ANTARA 2023