Matheus merasa timnya dirugikan oleh keputusan wasit pada laga tersebut karena keputusan yang diambil dirasa kurang cermat dan memberatkan anak asuhnya.
"Kita untuk tim Papua fair play. Kalau kepimpinan wasit-nya indah, pasti permainannya juga indah. Hoki ini kan permainan indah. Cuma kita tadi merasa banyak dirugikan," ujar Matheus Krabek.
Matheus juga mempertanyakan kredibilitas wasit asal Malaysia yang memimpin pertandingan tersebut.
"Apakah dia betul dari federasi negaranya, ini menjadi pertanyaan karena kepimpinan mereka merugikan sekali," kata dia.
Matheus berharap Federasi Hoki Indonesia dan seluruh pemangku kebijakan bersama-sama bergandeng tangan untuk membina cabang olahraga ini demi kemajuan bersama.
Dia menilai Indonesia tidak kekurangan dan memiliki wasit yang berkualitas untuk memimpin di setiap laga pada kejuaraan hoki di negara ini.
Baca juga: Hoki putri Sumut melenggang ke babak final meski imbang atas Papua
"Ke depan coba kita bina lagi. Kita punya wasit lokal yang masih bagus kepemimpinan," ujar Matheus.
Pada pertandingan tersebut Papua harus menelan kekalahan 1-2 dari Jawa Barat. Gol Jawa Barat diciptakan pada menit ke-45 dan ke-60 di kuarter keempat. Sedangkan gol semata wayang Papua dicetak pada menit ke-50.
Dengan hasil tersebut, Papua berada di posisi kelima klasemen sementara dengan mengumpulkan satu poin dari empat pertandingan.
Sementara Jawa Barat naik satu peringkat menggeser Jawa Timur yang sebelumnya di posisi ketiga dengan mengumpulkan tujuh poin dari empat pertandingan.
Baca juga: Hoki putri Kaltim perlebar peluang ke final usai kalahkan Kalbar 4-0
Baca juga: Hoki putri Jabar buka peluang raih medali usai kalahkan Jatim
Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024