Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Bina lingkungan Hidup Indonesia (BLHI) KH Agus Miftach mengemukakan, prinsip pembangunan berkelanjutan dan manajemen berkelanjutan harus terus dilakukan karena menjadi prasyarat terlaksananya pembangunan yang berwawasan lingkungan. "Tanpa itu pembangunan ekonomi cenderung merusak sumberdaya alam yang terbatas ini," kataya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, berkaitan dalam peringatan Hari Bumi 2008. Agus Miftach yang kini menjabat Ketua Umum Front Persatuan Nasional/Pemimpin Jamaah Wahdatul Ummah (FPN-WU) itu didampingi Ketua Majelis Agama Buddha Mahayana, Suhu Beni melepas burung merpati putih dan hitam dalam acara malam Apresiasi Lingkungan Hidup dalam Hari Bumi, yang diadakan Yayasan Internasional Hughes bekerja sama dengan produsen yang akrab lingkungan semalam. Agus dalam sambutannnya menyatakan keprihatinannya tentang "deforestrasi massal" yang terjadi di Indonesia, selama 25 tahun terakhir. Menurut dia, dalam kurun 1970-1980 kawasan hutan Indonesia masih 140 juta ha, merupakan hutan tropis terbesar di dunia, tapi kini tinggal hanya sekitar 30 juta ha. Tokoh dari NU itu menyatakan prihatin dengan ketidakberdayaan pemerintah menanggulangi deforestrasi dan kemerosotan kualitas ekosistem yang semakin meluas di Indonesia. "Dengan anggaran yang tidak seberapa besar dan kinerja yang tidak begitu optimal, maka tidak banyak yang diharapkan dari kinerja instansi pemerintah dalam menangulangi kerusakan lingkungan," katanya. Oleh karena itu, adanya kebangkitan kesadaran lingkungan di sejumlah kalangan, seperti selebritis, para artis, para pengusaha, para tokoh, parak aktivis LSM, pers dan kaum muda dari berbagai kalangan, menunjukkan kesadaran dari bawah tentang perlunya konservasi lingkungan hidup dalam pola kehidupan dan proses ekonomi. Sementara itu Suhu Beny mengatakan, bahwa pelepasan merpati melambangkan pelepasan segala dendam dan dengki yang mengganjal dihati untuk digantikan dengan aktivitas membangun seperti apresiasi lingkungan hidup yang diselenggarakan oleh Dewi Hughes tersebut. Dewi Hughes yang diampingi suaminya Roy Imanullah mengatakan, bahwa kegiatan pro-lingkungan hidup ini merupakan kerja sama yayasan yang dipimpinnya dengan produsen yang akrab lingkungan. "Suatu kerja sama sosial untuk lingkungan hidup yang bersifat independen dalam rangka pendidikan dan konservasi. Diwaktu yang akan datang Hughes berharap lebih banyak lagi perusahaan yang melakukan re-investmen lingkungan dalam rangka melestarikan bumi kita dan kehidupan kita," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008