Kami berharap dengan pelaksanaan Kawalu itu semoga masyarakat Badui sejahtera, damai dan sehat selaluLebak, Banten (ANTARA) -
Perkampungan masyarakat Badui Dalam di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tertutup bagi wisatawan selama tiga bulan, karena memasuki Kawalu atau bulan larangan.
"Penutupan wisatawan itu karena memasuki bulan Kawalu untuk menjalani ritual adat penyucian diri," kata tokoh adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija di Lebak, Kamis.
Pelaksanaan Kawalu itu mulai diberlakukan, Selasa (24/1) hingga Kawalu tiga pada 24 April 2023.
Baca juga: Eni dan Asih warga Badui senang jadi peserta KB
Baca juga: Eni dan Asih warga Badui senang jadi peserta KB
Mereka wisatawan dilarang memasuki pemukiman Badui Dalam antara lain Kampung Cibeo, Cikawartana dan Cikeusik.
Sebab, masyarakat Badui Dalam akan menjalani tradisi ritual adat Kawalu dan diperlukan ketenangan untuk penyucian diri.
Namun, wisatawan boleh mendatangi pemukiman masyarakat Badui Luar.
Baca juga: KSAL dapat penghargaan warga Suku Badui
Baca juga: KSAL dapat penghargaan warga Suku Badui
"Kami minta wisatawan dapat mematuhi larangan itu dan tidak memasuki kawasan pemukiman perkampungan Badui Dalam," katanya menjelaskan.
Menurut dia, penetapan Kawalu itu berdasarkan Tangtu Tilu Jaro Tujuh Lembaga Adat Desa Kanekes dan masyarakat Badui Dalam kini menutup diri untuk fokus menjalani ritual penyucian diri.
Pelaksanaan ritual Kawalu bagi masyarakat Badui Dalam itu berdasarkan kesepakatan tangtu tilu (pemimpin adat) dan pada hari ke-18 mereka melaksanakan puasa dan menggelar upacara ritual ngeriung selamatan.
Baca juga: Sembilan warga Badui meninggal akibat suspek campak dan Tb
Baca juga: Sembilan warga Badui meninggal akibat suspek campak dan Tb
Masyarakat Badui setelah melaksanakan Kawalu akan turun gunung dengan menggelar Seba Badui dengan mendatangi Bupati Lebak dan Gubernur Banten untuk bersilaturahmi.
Masyarakat Badui bersilaturahmi bersama 'Ibu Gede' Bupati Lebak dan 'Bapak Gede' GubernurbBanten dengan jalan kaki sejauh kurang lebih 160 kilometer.
"Kami berharap dengan pelaksanaan Kawalu itu semoga masyarakat Badui sejahtera, damai dan sehat selalu," katanya.
Sementara itu, Santai (50) warga Badui Luar mengatakan dirinya selama pelaksanaan Kawalu selalu berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rejeki melimpah dan panen padi huma bisa memenuhi ketersediaan pangan masyarakat Badui.
"Kami sebagai warga Badui Luar atau Badui Penampungan tentu merasa senang memasuki bulan Kawalu," katanya.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2023