Jakarta (ANTARA News) - Bappenas mengungkapkan pinjaman program Bank Pembangunan Asia (ADB) pada 2008 akan gagal memenuhi harapan setelah lembaga yang berbasis di Filipina itu hanya menyanggupi 650 juta dolar AS dari 1,1 miliar dolar yang diharapkan pemerintah. "Untuk memenuhi, kayaknya mereka sulit karena adanya "shortage capital". Tapi mereka menjanjikan akan mencarikan tambahan melalui `saving-saving` dari pinjaman program mereka ke negara lain. Tapi itu jumlahnya tidak besar, paling- paling hanya sekitar 100 juta dolar " kata Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral Bappenas, RM Dewo Joko Broto di Jakarta, akhir pekan lalu. Dewo Joko Broto mengatakan, untuk menutupi defisit anggaran 2008 sebesar Rp94,5 triliun, pemerintah tadinya berharap dapat memperoleh pinjaman program sebesar 2,9 miliar dolar AS, yang bersumber dari Bank Dunia sebesar 1,2 miliar dolar , dari ADB sebesar 1,1 miliar dolar dan sekitar 500-600 juta dolar dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC). "Mungkin nantinya pinjaman dari Bank Dunia kita besarkan. Kalau Bank Dunia lebih fleksibel karena mereka punya banyak uang," kata Dewo saat menjelaskan alternatif pembiayaan untuk menutupi kekurangan tersebut. Dia menambahkan, Bank Dunia telah memberikan komitmen untuk pinjaman program senilai 1,2 miliar dolar AS. "Bahkan lebih dari 1,2 miliar dolar juga mereka bisa, tinggal tergantung kita untuk meminta," katanya. Sebelumnya, Sekretaris Meneg PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan mengatakan, pihaknya telah menerima kunjungan Wakil Presiden ADB Lawrence Greenwood beberapa waktu lalu dengan agenda untuk membicarakan kerja sama antara kedua belah pihak. Dalam kesempatan itu, kata Syahrial, ADB ingin mengetahui perkembangan program-program dan proyek-proyek yang dibiayai oleh mereka di Indonesia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008