Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan laju inflasi pada April akan lebih didorong oleh kelompok non makanan, mengingat telah "jinaknya" kelompok makanan. "Untuk pertama kalinya pada tahun ini, laju inflasi kelompok non makanan akan menjadi pendorong utama inflasi April," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan, kepada ANTARA di Jakarta, Selasa. Dia juga memperkirakan hingga akhir tahun nanti laju inflasi tahunan akan tetap didominasi oleh kelompok non makanan, mengingat upaya keras pemerintah untuk menjamin ketersediaan bahan pangan dan bahan pendukung pangan. "Kelompok non makanan yang dimaksud seperti pakaian dan properti," katanya. Meski relatif lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya, Rusman menjelaskan inflasi April, yang akan diumumkan pada Jumat, 2 Mei mendatang, tidak akan menyamai catatan tahun sebelumnya, dimana Indonesia mengalami deflasi 0,16 persen. "Memang ada penurunan inflasi, tetapi tidak bisa menjadi deflasi seperti tahun lalu," katanya. Menurut Survei Biaya Hidup (SBH) 2002, bobot kelompok bahan makanan pada perhitungan baki inflasi sendiri mencapai 28,68 persen, dengan bobot kelompok makanan keseluruhan mencapai sekitar 42 persen. Pada Januari 2008, sumbangan kelompok bahan makanan pada inflasi mencapai 2,77 persen; serta di kelompok makanan jadi, minuman dan rokok sebesar 2,02 persen. Sedangkan pada Februari, sumbangan kelompok bahan makanan 1,59 persen; serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,88 persen. Pada Maret, kelompok bahan makanan menyumbang inflasi 0,38persen; serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,19 persen. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008