Washington (ANTARA News) - Utusan Perdagangan Amerika Serikat, Susan Schwab, Senin, mengatakan dia akan bertemu dengan para rekan sejawatnya dari Asia Tenggara untuk mengkaji kembali kemajuan gagasan perdagangan dan investasi serta Putaran Doha dari perundingan-perundingan perdagangan global. Pertemuan tentang Rencana Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi AS-Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang disingkat TIFA itu akan diselenggarakan di Bali, Indonesia, sejak 1 sampai 4 Mei, sebagai kelanjutan dari perundingan-perundingan yang diadakan November lalu, kata kantor Schwab dalam pernyataannya, seperti dilaporkan AFP. AS menandatangani TIFA pada Agustus 2006 dengan 10 negara anggota ASEAN dalam kesepakatan yang dipandang sebagai cikal-bakal perjanjian perdagangan bebas sepenuhnya. Berdasarkan TIFA, AS dan ASEAN akan mempunyai forum dialog resmi tingkat menteri yang bertujuan memperluas perdagangan dan investasi. "Pembentukan mengenai perundingan-perundingan TIFA kami lakukan pada November, kami akan memupuk kemajuan-kemajuan yang kami buat dengan mitra-mitra ASEAN kami, serta meletakkan dasar bagi upaya-upaya bersama kami untuk melangkah ke depan," kata Schwab. "Kami juga akan membahas terobosan jangka-pendek dalam perundingan-perundingan Putaran Doha," katanya menambahkan. Perdagangan antara AS dan ASEAN, yang terdiri Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam, telah mengalami kemajuan penting selama dasawarsa yang lalu. ASEAN adalah pasar ekspor kelima terbesar bagi AS pada tahun 2007, dengan total ekspor AS senilai 61 miliar dolar, menurut pernyataan itu. Ditambahkan bahwa investasi luar negeri langsung AS di negara-negara ASEAN mencapai 99 miliar dolar pada 2006, atau naik 13 persen dari tahun sebelumnya, menurut data AS terakhir. Pernyataan itu mengatakan bahwa Schwab akan bertemu dengan para menteri ASEAN di samping para mitra sejawatnya dari Australia dan Selandia Baru untuk membantu mencapai `keberhasilan dalam membuka pasar` berdasarkan perundingan-perundingan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Perundingan-perundingan putaran Doha WTO berusaha mengurangi hambatan-hambatan perdagangan yang dilancarkan di ibukota Qatar itu pada November 2001 dengan tujuan mencapai kesepakatan pada 2004. Tetapi, pencapaian itu tak pernah berkenyataan hingga sekarang, karena adanya perbedaan-perbedaan prinsip antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang mengenai subsidi pertanian dan bea-masuk industri. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008