Makassar, (ANTARA News) - Ratusan rumah penduduk, sejumlah ruas jalan dan puluhan hektare sawah di Kota Sinjai, sekitar 250 km Tenggara Kota Makassar, terendam banjir Selasa pagi menyusul hujan deras yang mengguyur kota itu sejak Senin malam. Meski tinggi genangan air maksimal sampai lutut orang dewasa, namun warga tampak cukup panik dan siap-siap mengungsi karena masih dilanda trauma dengan banjir bandang bulan Juni 2006 yang menewaskan lebih 200 jiwa penduduk Kota Sinjai dan sekitarnya. Banjir terjadi akibat meluapnya air sungai Mangotong akibat hujan deras yang terjadi sejak Senin tengah malam hingga Selasa pukul 10.00 Wita. Iskandar, seorang warga kelurahan Balangnipa mengatakan, selain merendam ratusan rumah, air menggenangi sejumlah ruas jalan seperti Jl. Gunung Lohe, Jl. Krakatau, Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Lompobattang, akibatnya kendaraan tidak bisa melintas. Sejumlah sekolah juga tampak tergenang air, seperti Sekolah Luar Biasa dan SMU 2 Sinjai, namun aktivitas belajar-mengajar tetap berlangsung, namun banyak siswa yang kesulitan menjangkau sekolah karena jalanan terendam banjir. Air sungai Mangottong yang meluap juga membawa sedimentasi berupa potongan kayu dan sampah lainnya yang cukup membahayakan bila melindas rumah warga. Aparat dari Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom) Kabupaten Sinjai telah berkeliling memberikan pengumuman melalui mobil unit penerangan untuk meminta warga meningkatkan kewaspadaan. Kepala Dinas Infokom Sinjai, Andi Grandianto Asapa yang dihubungi terpisah membenarkan kejadian tersebut, namun mengatakan bahwa banjir itu tidak besar dan tidak ada pengungsian warga. "Hanya sedikit-sedikit pak, tapi kita sudah ingatkan warga agar tetap waspada," ujarnya. (*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008