Yogyakarta (ANTARA News) - Aksi unjukrasa ratusan buruh di Yogyakarta untuk memperingati Hari Buruh Sedunia 1 Mei, Kamis, terkonsentrasi di kawasan Malioboro sehingga memacetkan ruas jalan yang dikenal sebagai obyek wisata tersebut. Aksi unjukrasa yang digelar sejak pagi itu dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat dan LSM dengan sasaran titik-titik strategis gedung pemerintah yang berada di jalan Malioboro seperti kantor Gubernur DIY, DPRD, Gedung Agung dan simpang empat Kantor Pos Yogyakarta. "Unjukrasa ini dilakukan untuk mendesak pemerintah agar lebih memperhatikan kesejahteraan kaum buruh dengan meningkatkan upah buruh serta memperluas lapangan pekerjaan," kata koordinator aksi, Darda Syahrizal. Elemen masyarakat dan LSM yang terlibat dalam aksi unjukrasa tersebut antara lain Front Rakyat Anti Imperialisme (FRAI) yang terdiri atas beberapa elemen buruh, Front Mahasiswa Nasional, LBH Yogyakarta dan masyarakat Kulonprogo korban penambangan pasir besi dan pembangunan Lantamal. Dalam orasinya, Darda Syahrizal mengatakan upah buruh harus dinaikkan sesuai kebutuhan hidup layak serta perlu dipenuhinya hak-hak normatif untuk buruh. Ia juga mendesak pemerintah dan pengusaha untuk menghapus sistem kerja kontrak serta memberikan jaminan kebebasan berserikat dan berpendapat. "Kami juga mendesak untuk dihentikannya kriminalisasi dalam kasus-kasus perburuhan," katanya. Pada kesempatan itu dia juga menyampaikan aspirasi warga Kulonprogo yang kehilangan mata pencaharian akibat adanya proyek penambangan pasir besi dan pembangunan Lantamal. "Penambangan pasir besi dan pembangunan Lantamal harus ditolak dan dihentikan karena semakin menyengsaran rakyat," katanya. Selain itu para pengunjukrasa juga menuntut pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat, turunkan harga sembako, tolak penggusuran, tolak pencabutan subsidi BBM serta menolak segala kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat. "Kami juga mendesak untuk dihapuskan segala bentuk diskriminasi dan ketertindasan terhadap kaum perempuan," katanya. Aksi unjukrasa yang mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian ini juga dimeriahkan kesenian barongsai yang ditampilkan di sepanjang jalan Malioboro. Aparat kepolisian dari Poltabes Yogyakarta beberapa kali meminta para pengunjukrasa untuk tidak berhenti terlalu lama di jalan Malioboro karena memacetkan arus lalu lintas.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008