Lagos (ANTARA News) - Perusahaan minyak Shell menghentikan produksinya di fasilitas-fasilitas yang berada di Negeria setelah serangan baru milisi setempat terhadap sebuah stasiun jaringan minyak perusahaan itu di tengah kecemasan meningkatnya ancaman kekacauan dari para militan Niger Delta. Pemboman terhadap fasilitas Shell di tenggara Bayelsa, merupakan serangan kelima dalam sebulan terakhir, setelah pengadilan federal Nigeria memutuskan untuk mengadili seorang pemimpin pemberontak Pergerakan untuk Emansipasi Niger Delta (MEND), Henry Okah, secara tertutup. Keputusan itu telah memicu serangan dari MEND, termasuk serangan bom bulan lalu yang telah menurunkan produksi minyak Shell di Nigeria yang mencapai 164.000 barel per hari. "Beberapa jaringan distribusi minyak terkena dampaknya dan sebagian minyak tumpah mengotori lingkungan." "Kami sedang berusaha untuk menghentikan meluasnya tumpahan minyak dan kami juga melindungi sebagian volume produksi yang ada," kata seorang jurubicara Shell seperti dilaporkan the Economic Times, Minggu. Sumber pihak keamanan mengatakan bahwa tiga fasilitas produksi minyak berikut peralatannya rusak akibat serangan itu. Serangan MEND dan pemogokan sembilan hari pekerja Exxon Mobil yang berakhir Kamis kemarin, telah mengganggu produksi minyak dari Nigeria, negara pengekspor minyak terbesar ke delapan dunia, sehingga harga minyak terdongkrak ke rekor teringgi 120 dolar per barel pada Senin pekan lalu. Exxon Mobil tengah berusaha mengembalikan tingkat produksi normalnya yang sekitar 800.000 barel per hari, tetapi belum diumumkan kapan gangguan yang tidak diinginkan itu berakhir. (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008