Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta masyarakat memahami kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), yang sasarannya antara lain untuk menekan defisit APBN Perubahan 2008. Dengan kenaikan harga BBM, pemerintah mengharapkan defisit APBN Perubahan 2008 dapat ditekan hingga di bawah dua persen dari PDB (produk domestik bruto). Dalam hal besaran kenaikan pun, pemerintah tetap mempertimbangkan kemampuan masyarakat maupun para pelaku ekonomi. "Yang penting adalah sinyal kita kepada seluruh pelaku ekonomi bahwa kenaikan ini masih di dalam kisaran yang masih bisa diserap dan ditanggung masyarakat dan pelaku ekonomi," kata Sri Mulyani usai Sidang Kabinet di kantor Presiden di Jakarta, Senin. Selain penghematan, keputusan menaikkan harga BBM bersubsidi ini juga diharapkan bisa menimbulkan kepercayaan dan menghilangkan ketidakpastian bagi para pelaku ekonomi. Menurut Menkeu, pemerintah masih perlu waktu untuk mempersiapkan kebijakan ini terutama untuk melindungi masyarakat yang paling rawan terkena dampaknya. "Jadi kebijakannya akan kita matangkan, nanti pemerintah akan menetapkan kapan dan tingkat kenaikannya," katanya. Dengan demikian, lanjut dia, pemerintah akan memfokuskan diri untuk melindungi kelompok masyarakat dan pelaku ekonomi supaya tetap memiliki daya tahan sosial dan daya tahan ekonomi. Mengenai besaran anggaran yang bisa dihemat dari kenaikan harga BBM, penghematan dan pemberian kompensasi BBM itu Menkeu mengatakan, belum bisa menyampaikannya. (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008