Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih mengatakan pemerintah harus menyediakan stok beras untuk kebutuhan selama 3 tahun guna menghadapi kenaikan harga beras yang masih akan terjadi pada akhir tahun ini. "Kita harus siap-siap untuk stok selama tiga tahun, baru bisa dibilang aman," ujar Bungaran di Jakarta, Senin. Bungaran menjelaskan, pemerintah paling tidak harus memiliki stok raskin untuk tiga tahun agar ketika harga naik pada akhir tahun ini maka orang miskin tidak akan kesulitan mendapatkan beras. "Karena masalah kita dalam satu sampai dua tahun yang akan datang itu ada `shortage` pasokan pangan yang luar biasa yang terjadi secara global, mau beli dari luar susah dan mahal sekali, oleh karena itu yang pertama kali dilakukan pemerintah adalah mengamankan sumber di dalam negeri," tambahnya. Untuk itu, lanjut dia, pemerintah seharusnya menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk beras hingga Rp4.500 per kg bukan Rp4.300 per kg sehingga Bulog dapat menyerap beras petani lebih banyak lagi. "Menurut saya, pemerintah terlalu ragu-ragu menaikkan HPP. Seharusnya sekalian saja Rp4.500 per kg. Dengan demikian, Bulog bisa 'absorb' jauh lebih besar dari sekarang ini," ujarnya. Bungaran mengingatkan, Desember 2008-Januari 2009 merupakan saat yang paling kritis dalam hal ketersediaan pangan. "Kalau kita selamat tahun ini, nantinya akan lebih mudah. Kalau tidak, nanti kita akan lebih susah," ucapnya. Ia menggambarkan, tahun lalu ketika Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan produksi padi yang naik sebesar 5 persen, pemerintah tetap tidak bisa menahan kenaikan harga beras. Padahal, pada saat itu pemerintah melakukan impor 1,4 juta ton. "Sudah produksi meningkat, impor 1,4juta ton, harga masih naik pada Desember lalu. Tahun ini, BPS mengatakan produksi tahun ini tidak sebagus tahun lalu, impor juga sangat sulit, kalau begitu, kita harus hati-hati karena harga akan naik lagi akhir tahun," jelasnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008