Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Koperasi dan UKM, Suryadharma Ali optimistis koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) akan mampu beradaptasi di tengah kepastian naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). "UKM sebenarnya merupakan komunitas pengusaha yang paling kenyal dan paling bisa beradaptasi," kata Suryadharma Ali di Jakarta, Selasa. Dikatakannya, ketangguhan dan keadaptifan UMKM telah dibuktikan saat krisis moneter pada 1997. Saat itu justru UMKM yang mampu menjadi penopang perekonomian di Tanah Air. Menurut dia, tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait nasib UMKM di tengah kepastian naiknya harga BBM bersubsidi. "Untuk UKM dikhawatirkannya di mana, untuk modal saja sudah ada KUR," katanya. Pemerintah sejak akhir 2007 telah memprogramkan bantuan pinjaman melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diberikan kepada UMKM tanpa jaminan oleh sejumlah perbankan yang turut dalam program tersebut. Selain itu, pihaknya juga terus melaksanakan program pemberdayaan ekonomi. Menteri menilai kenaikan harga BBM harus dilihat secara komprehensif, terutama melihat kondisi keuangan atau APBN-P 2008 yang tertekan sangat berat oleh gejolak harga minyak mentah dunia. "Itu harus dilihat secara komprehensif, kita lihat kondisi keuangan kita yang tertekan oleh gejolak harga BBM dunia," katanya. Harga minyak dunia yang hampir menyentuh 120 dolar AS per barel mestinya diimbangi dengan lifting dalam negeri yang terus naik. Namun lifting tersebut juga tidak serta merta memberikan hasil langsung, melainkan memerlukan proses yang tidak sebentar. Padahal dalam APBN-P 2008, harga minyak dipatok pada angka 90 dolar AS per barel. Oleh karena itu, salah satu kebijakan pemerintah yang dilakukan belum lama ini yaitu pemotongan anggaran, menurut dia, merupakan pilihan untuk mengamankan APBN yang tertekan melonjaknya subsidi minyak. Meski dana pembinaan UMKM mau tidak mau berkurang, tapi Menteri optimistis UMKM akan mampu beradaptasi. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008