Padang (ANTARA News) - Bagi masyarakat terutama golongan ekonomi lemah lonjakan harga-harga sembilan bahan pokok (sembako) jauh lebih memberatkan ke timbang naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Multi efek kenaikan harga BBM yang lebih membebani masyarakat karena menjadi kebutuhan hidup mereka seperti sembako, kata Ketua Komisi II Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Sumbar, Yosmeri Yusuf kepada ANTARA di Padang, Selasa. Pertanyaannya, mampukah pemerintah mengatasi gejolak harga sembako pasca kenaikan harga BBM, tambahnya. Berdasar pengalaman pemerintah tak mampu atasi lonjakan harga-harga Menurut dia, pengalaman naiknya harga BBM sebelumnya otomatis diiringi kenaikan harga lain termasuk sembako dan tarif angkutan umum. "Dari pengalaman itu juga terlihat pemerintah tidak mampu mengatasi lonjakan harga-harga," tambahnya. Tanpa kenaikan harga BBM pun, gejolak harga sembako sulit diatasi pemerintah apalagi dengan naiknya harga BBM, kata Yosmeri. Kenyataan-kenyataan itu akan dihadapi masyarakat ekonomi lemah yang nasibnya bagai "sudah jatuh ditimpa tangga pula". Menyikapi hal ini pemerintah diharapkan mensubsidi harga subsidi sembako dari dana pengurangan subsidi BBM pasca dinaikannya harga BBM, katanya. Jika itu tidak terjadi, maka nasib rakyat kecil makin terpuruk sebagai "korban" dari upaya menyelamatan APBN, tambahnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008