Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan Pertunjukan Seni Terbaik ASEAN "The Mosaic Archipelago" merupakan sejarah baru bagi negara-negara anggota ASEAN (Association of South East Asian Nations) dalam mempererat hubungan baik dan kerja sama di berbagai bidang. "Saya mendukung ide diadakannya pertunjukan seni terbaik ASEAN yang dicetuskan Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan karena kegiatan ini sejalan dengan tujuan kami (Indonesia, red) untuk membangun jembatan budaya antara Indonesia dengan negara-negara lain," katanya dalam pidato sambutan pada Pertunjukan Seni Terbaik ASEAN di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa malam (6/5). Ia mengatakan pertunjukan seni budaya tradisi ini akan terus berlanjut dengan menampilkan kesenian dari negara-negara anggota ASEAN lainnya. Melalui jembatan budaya, negara-negara ASEAN diharapkan dapat bersatu dalam kekayaan dan keragaman yang dimiliki. Sementara itu Sekretaris Jendral ASEAN, Dr Surin Pitsuwan menyampaikan rasa gembiranya karena setiap negara ASEAN memberikan dukungan positif terhadap Malam Pertunjukan Seni ASEAN. "Saya merasa sangat senang ketika Menteri Kebudayaan dan Informasi Singapura menyatakan kesiapan Singapura untuk menampilkan seni budayanya pada penyelenggaraan berikutnya," katanya. Surin berharap Pertunjukan Seni Terbaik ASEAN dari Singapura dapat berlangsung bertepatan dengan Ulang Tahun ASEAN pada 8 Agustus mendatang. Ia juga berharap negara-negara anggota lainnya, diantaranya Laos, Vietnam, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, dan Filipina, juga mendapat kesempatan yang sama untuk menampilkan kesenian tradisi terbaiknya. Pertunjukan Seni Terbaik ASEAN kali ini adalah yang pertama kalinya digelar dan bertujuan menampilkan keragaman seni budaya pertunjukan negara-negara ASEAN. Kegiatan ini diharapkan menjadi ajang promosi kekayaan budaya masing-masing negara. Tari, Musik, Wayang Indonesia sebagai negara pertama tempat penyelenggaraan Pertunjukan Seni Terbaik ASEAN menampilkan sembilan tarian dari berbagai daerah, pertunjukan "Wayang Ajen", dan musik Angklung interaktif. Sebanyak sembilan tarian dibawakan puluhan penari secara medley, yakni Tari Lenggang Nyai dari Jakarta, Tari Mapangir dari Sumatera Utara, Tari Tifa dari Nusa Tenggara Timur, Tari Hudoq dari Kalimantan Timur, Tari Rampai Saman dari Nanggroe Aceh Darussalam, Tari Japin dari Riau, Tari Ngremo dari Jawa Timur, Tari Legong Kraton dari Bali, dan Tari Mami dari Papua. Pertunjukan singkat Wayang Ajen dari Jawa Barat menjadi bagian kedua pertunjukan. Kelihaian sang dalang memainkan wayang golek disertai dialog dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia membuat kagum penonton yang sebagaian besar adalah para duta besar negara-negara ASEAN dan tamu-tamu asing. Kepala Seksi Pengembangan Produk dan Pemasaran Depbudpar, Haryati Abelam mengatakan tarian yang ditampilkan sebelumnya melalui tahap seleksi dari puluhan jenis tari daerah di Indonesia. "Kami akhirnya mengambil sembilan tarian itu untuk ditampilkan karena gerakannya cepat, dinamis, dan musiknya juga sangat rancak didominasi suara perkusi. Tarian sengaja dipilih yang bertempo `up beat` agar menciptakan suasana semarak dan keceriaan," katanya. Haryati mengatakan sekitar 50 penari merupakan anak-anak muda usia SD hingga mahasiswa, pegawai negeri sipil, dan pegawai swasta. Mereka merupakan anggota sejumlah sanggar seni yang tumbuh di beberapa anjungan Taman Mini Indonesia Indah. "Para penari ini sudah rutin berlatih sehingga untuk acara ASEAN ini tidak perlu latihan berkali-kali, cukup tiga kali latihan saja," kata perempuan asal Yogyakarta ini. Haryati mengaku tidak banyak kendala yang dihadapi untuk menyatukan berbagai seni tari daerah menjadi suatu sajian berantai atau medley. Menurut dia satu hal sulit dalam menggelar pertunjukan ini adalah unsur ketelitian dan kepekaan rasa dalam "menjahit" rangkaian tarian dari berbagai daerah agar selaras dari awal hingga akhir. "Menggabungkan tarian dari berbagai daerah menjadi sebuah medley harus benar-benar memerhatikan keselarasan satu tarian dengan tarian lainnya. Di sini kami mengambil benang merah tarian yang rancak dan keriuhan musik perkusi untuk menghidupkan suasana meriah," demikian ujar Haryati. (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008