Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia meminta agar Badan Urusan Logistik (Bulog) menyerap seluruh produksi beras dan tidak menerapkan syarat yang ketat atas beras yang diproduksi petani guna memperbaiki dan menstabilkan harga beras sehingga inflasi dapat ditekan. "Seluruh beras yang diterima dan kemudian diolah sebagaimana yang dilakukan oleh pedagang. Program Bulog menyerap seluruh barang akan dapat mengimbangi peranan pedagang pengumpul," kata Deputi Gubernur BI, Hartadi A Sarwono di Jakarta, Jumat. Menurut dia, karena keengganan Bulog untuk menyerap beras berkualitas rendah, membuat para petani rela menyerahkannya kepada para pedagang pengumpul. Padahal, berdasarkan survei BI, ia mengatakan, peran pedagang pengumpul sebagai pembentuk harga pangan sangat dominan. Hal ini karena para pedagang pengumpul beras tersebut mau menyerap seluruh produksi beras sehingga mampu mengatur stok beras. Menurut dia, para pengumpul tersebut bahkan mampu meraih marjin lebih dari 60 persen. Ia mengungkapkan stabilnya harga-harga komoditas strategis seperti beras mampu meredam inflasi. Ia mengatakan, menurut perhitungan BI, Inflasi indeks harga konsumen (IHK) 2006 sebesar 6,6 persen dapat berkurang menjadi 4,9 persen bila harga beras dan minyak goreng stabil. Begitu pula pada 2007, inflasi IHK sebesar 6,6 persen dapat berkurang menjadi 5,6 persen bila harga beras dan minyak goreng stabil. Selain itu, BI juga berharap pemerintah pusat maupun daerah mendorong munculnya badan usaha milik daerah (BUMD) yang bergerak di bidang distribusi barang guna mengimbangi dominasi pedagang pengumpul.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008