Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak ribuan mahasiswa dari Universitas Trisakti menyambangi Kejaksaan Agung di Jakarta, Senin untuk menuntut agar institusi tersebut benar-benar menuntaskan kasus penembakan empat mahasiswa Trisakti pada masa awal Reformasi 1998. "Kami akan tetap terus memperjuangkan kasus Tragedi Trisakti meski telah berjalan hingga 10 tahun," kata Presiden Masyarakat Mahasiswa Trisakti Ilham Basari Putra di Jakarta, Senin. Untuk itu, ribuan mahasiswa Trisakti secara berbondong-bondong datang ke Kejagung karena hingga kini masih belum ada penyelesaian yang tuntas dan memuaskan pihak mahasiswa. Ilham mengutarakan keinginannya agar Jaksa Agung Hendarman Supandji memulai kembali penyelidikan terhadap kasus tersebut. Aksi yang diikuti oleh para pengunjuk rasa yang memakai jaket berwarna biru tua itu menyebabkan Jalan Sultan Hasanuddin yang terletak di depan Kejagung ditutup separuhnya. Penutupan itu dilakukan agar kendaraan yang mengangkut para pendemo dapat parkir dan juga agar mahasiswa dapat lebih leluasa dalam melaksanakan aksinya. Unjuk rasa tersebut juga diwarnai oleh aksi teatrikal yang menggambarkan jalannya sebuah persidangan tentang Tragedi Trisakti. Selain itu, terdapat pula perlengkapan aksi yaitu sebuah peti jenazah yang dilapisi bendera Merah Putih dan foto dari para korban 1998. Hingga sekitar pukul 16.00 WIB masih terdapat sejumlah mahasiswa Trisakti yang berdatangan ke Kejagung untuk bergabung dengan rekan-rekannya. Pada Senin (12/5) pagi, ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi juga mendesak Jaksa Agung agar mengusut setuntas-tuntasnya kasus kekerasan pada 1998 seperti yang terjadi di Universitas Trisakti serta peristiwa Semanggi I dan II. Mereka juga menolak rekomendasi Panitia Khusus DPR 2001 yang menyatakan berbagai peristiwa tersebut bukanlah suatu tindak pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008