Mamuju (ANTARA News) - Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Senin, melakukan aksi unjuk rasa dan mengkritik penggunaan anggaran dalam jumlah besar untuk menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Sulbar. "Penggunaan anggaran untuk penyambutan Presiden SBY ke Sulbar sampai menguras APBD miliar rupiah oleh panitia sudah berlebihan," kata Kordinator pengunjuk rasa HMI, Abdul Hamid ketika diterima Wakil Ketua DPRD Sulbar, Zainal Abidin di Mamuju, Senin. Aksi demonstrasi yang dilakukan aktivis HMI menjelang kedatangan SBY ke Mamuju, 13 Mei 2008 itu juga menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Audit renovasi bandara Tampa Padang Mereka juga meminta pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan audit terhadap proyek renovasi Bandara Tampa Padang karena diduga proyek tersebut terindikasi korupsi. Bahkan, menurut aktivis HMI, indikasi penyimpangan pengerjaan proyek renovasi Bandara yang akan digunakan untuk menyambut kedatangan SBY itu telah dicurigai oleh pihak DPRD Sulbar, hanya saja sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari temuan indikasi korupsi oleh pihak legislatif itu. Selain itu, aktivis HMI ini juga mendesak agar pemerintah menyeragamkan harga ganti rugi lahan yang akan dikelola investor asing karena kenyataan selama ini tanah rakyat dibeli dengan harga murah. Bagi hasil enam blok migas untuk rakyat miskin Khusus rencana eksploitasi enam blok Migas di Sulbar, aktivis HMI mendesak pemerintah untuk menetapkan bagi hasil keuntungan dari tambang yang dikelola investor sebesar 75 persen untuk daerah Sulbar dan selanjutnya dimanfaatkan untuk perbaikan kesejahteraan rakyat miskin. Menanggapi desakan audit proyek renovasi Bandara dan penggunaan anggaran penyambutan presiden SBY itu, Wakil Ketua DPRD Sulbar, Zainal Abidin menyatakan akan menampung aspirasi aktivis HMI itu dan akan membahasnya melalui mekanisme di legislatif. "Khusus masalah kenaikan harga BBM, DPRD Sulbar sebelumnya juga telah menolak rencana pemerintah yang menaikkan harga BBM," ujar Zainal. Mendengar tanggapan pihak dewan tersebut, para mahasiswa tampaknya kecewa. Mereka meninggalkan ruangan dewan dan berorasi di luar gedung DPRD Sulbar. Selanjutnya membubarkan diri dengan tertib.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008