Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Muladi menilai, masih ada kompetisi antara TNI dan Polri dalam pemahaman dan penanganan keamanan nasional. "Masalah pertahanan dan keamanan masih rentan. Masih memerlukan pembenahan. UU sistem keamanan nasional saja belum tembus. Padahal ini dasar. Masih ada kompetisi antara polri dan TNI untuk mengartikan apa yang disebut keamanan," katanya dalam jumpa wartawan tentang seminar "Seratus Tahun Kebangkitan Nasional" di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, hingga kini belum ada kesepakatan nasional untuk mendefinisikan apa dan bagaimana keamanan dan pertahanan nasional itu. Pemerintah masih berkutat pada pendefinisian dan siapa berbuat apa. "Padahal, bahaya yang dihadapi tidak hanya bahaya militer antar negara. Tapi juga bahaya non tradisional, dalam bentuk terorisme, kejahatan transnasional terorganisasi, separatis, penyeludupan senjata. Ini lebih bahaya dari militer karena yang bermain aktor non negara. Seperti kelompok radikal," tutur Muladi. Ia mengungkapkan, Lemhanas telah dimintai masukan tentang UU Keamanan Nasional oleh Kantor Kementerian Polhukam. "Kami akan obyektif berbicara mengenai konseptual keamanan nasional seperti apa. Keamanan itu bisa berarti kecil dan besar. Dalam arti luas, selalu menyangkut integritas teritorial, keamanan regional, keamanan politik. Keamanan arti kecil, tidak hanya masalah pemberantasan kejahatan penegakan hukum. Tapi juga konsolidasi demokrasi, keadilan sosial, perlindungan HAM, dan lain-lain," kata Muladi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008