Bogor (ANTARA News) - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk optimis mampu memperoleh enam hingga tujuh juta sertifikat CERs (Certified Emmission Reduction) mulai tahun 2005 hingga 2012, yang akan memberikan pendapatan tambahan setiap tahun. Direktur Keuangan PT Indocement, Christian Kartawijaya dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Kamis mengatakan, Indocement merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang berhasil menyelesaikan proyek Mekanisme Pembangunan Bersih. Pada Maret 2008, United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menerbitkan 80.967 CERs untuk proyek Bahan Bakar Alternatif yang dilaksanakan selama tahun 2005 sampai akhir Juli 2007, kata dia. Sementara, sertifikasi untuk proyek Blended Cement masih dalam kajian dan diharapkan akan memperoleh sertifikat dalam waktu dekat. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Rabu (14/5), produsen semen nasional tersebut sepakat menunjuk HC Fuels sebagai agen pemasaran untuk penjualan sertifikat CERs. HC Fuels Limited merupakan afiliasi dari HeidelbergCement AG, pemegang saham utama Indocement. Dalam mekanisme pembangunan bersih (CDM), setiap upaya penurunan emisi yang ekuivalen dengan satu ton karbon akan dihargai satu CER yang saat ini dihargai 5 hingga 10 dolar AS. Christian mengatakan, selama kuartal pertama tahun 2008 perseroan terus menunjukkan pertumbuhan penjualan yang tinggi. "Perseroan diuntungkan oleh kapasitas yang memadai untuk memasok pasar domestik bilamana ada permintaan yang tinggi," kata dia. Volume penjualan domestik sebesar 25,3 persen mencapai 2,9 juta ton, naik dari 2,3 juta ton penjualan periode sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan nasional sebesar 16,8 persen, sehingga pangsa pasar domestik meningkat menjadi 32,8 persen dari 30,6 persen yang dicapai pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, volume penjualan ekspor dikurangi sebesar 22,2 menjadi 0,6 juta ton, dari ekspor tahun sebelumnya yang mencapai 0,8 juta ton, untuk memasok permintaan pasar domestik yang tinggi. Total volume penjualan tumbuh sebesar 13,2 persen menjadi 3,6 juta ton, dari tahun sebelumnya sebanyak 3,2 juta ton. (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008