Jakarta, (ANTARA News) - ASEAN mensponsori konferensi internasional untuk menggalang komitmen bantuan dari negara-negara di dunia guna mengatasi dampak badai Nargis. Bencana tersebut merusak sejumlah kawasan di Myanmar pada awal Mei 2008. Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengemukakan itu kepada ANTARA di Jakarta melalui telepon dari Singapura, Senin sore, seusai menghadiri pertemuan khusus tingkat menteri luar negeri ASEAN terkait dengan penanganan dampak badai Nargis di Myanmar. Ia mengatakan konferensi internasional itu dihadiri perwakilan masyarakat internasional dan akan diselenggarakan di Yangon pada 23 Mei 2008. "Detil perencanaannya masih dalam pembahasan," kata Hassan. Pascabadai Nargis di Myanmar pada awal Mei, pemerintah Myanmar menutup diri dari bantuan kemanusiaan, relawan dan wartawan dari luar negeri, sehingga dunia tidak mengetahui secara pasti keadaan sebenarnya di Myanmar pascabadai serta yang dibutuhkan pemerintah Myanmar untuk menangani dampak bencana tersebut. Pada pertemuan khusus tingkat menteri luar negeri ASEAN, selain menyetujui penyelenggaraan konferensi internasional, pemerintah Myanmar juga setuju menerima satuan tugas penanganan bencana dari ASEAN. Hassan menilai, perubahan sikap Myanmar itu merupakan terobosan besar karena selama ini ada semacam rantai yang terputus antara antusiasme antarbangsa untuk memberikan bantuan kemanusiaan dengan keputusan pemerintah Myanmar untuk menutup diri. Menteri Luar Negeri menambahkan, kesepakatan tersebut juga menunjukkan kredibilitas ASEAN di dunia. "Hasil pertemuan ini menunjukkan ASEAN mampu menjawab kekhawatiran masyarakat internasional," katanya. Ia juga yakin penanganan dampak Nargis akan berjalan lebih baik dengan keputusan tersebut. Sebelumnya, dunia antarbangsa mendorong ASEAN untuk membujuk pemerintah Myanmar agar mau menerima bantuan internasional. Menurut pemerintah Myanmar, korban bencana tersebut mencapai 31.939 orang meninggal, 34.460 orang hilang dan banyak warga berada pada keadaan sulit.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008