Banda Aceh (ANTARA News) - Sebanyak 30 orang dari keluarga korban orang hilang di 10 kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) melakukan pertemuan di Banda Aceh untuk mencari kebenaran atas hilangnya anggota mereka selama konflik. Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Aceh, Asiah Uzia dalam pers rilisnya di Banda Aceh, Senin, menyatakan, pertemuan yang berlangsung dua hari itu mendiskusikan upaya-upaya yang dilakukan keluarga korban untuk mencari anggotanya yang masih hilang. "Keluarga korban sampai saat ini masih mempertanyakan keberadaan anggota keluarganya yang masih hilang. Pertemuan ini diharapkan menjadi salah satu upaya bersama untuk mencari kebenaran atas penghilangan orang yang pernah terjadi di Aceh," ujarnya. Penghilangan paksa. Dimana, kapan dapat ditemukan? Pertemuan yang difasilitasi Kontras Aceh tersebut tidak menutup kemungkinan mereka juga membahas untuk menempuh jalur hukum guna mencari kebenaran kasus orang hilang di Aceh, katanya. "Pertemuan ini nantinya akan menghasilkan rumusan strategi bersama dalam mengadvokasi kasus penghilangan paksa di Aceh, sehingga akan ada pertemuan yang lebih besar untuk mendesak tanggung jawab negara atas kasus-kasus penghilangan paksa," ujar Asiah. Suryani, salah seorang peserta pertemuan dari Kabupaten Aceh Jaya mengatakan ayahnya, Ilyas (47) ditangkap pada tahun 2004 oleh aparat keamanan dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya. Ia mempertanyakan dimana keberadaan ayahnya dan dimana tanggung jawab pemerintah. "Setelah ayah pergi, saya harus menanggung biaya hidup dan pendidikan adik yang saat ini masih duduk di kelas 2 SMA," kata Suryani. Kontras Aceh mencatat terdapat sekitar 700 orang yang sampai saat ini masih hilang dan belum diketahui kondisi dan keberadaannya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008