Batam (ANTARA News) - PT PLN Batam takkan melakukan pemadaman total pada 29 Mei, sebab pada hari itu masih mendapatkan 26 juta kaki kubik (MMBTU) gas meski ada perbaikan sumur ConocoPhilips di Jambi. Tidak akan terjadi pemadaman total, kecuali pemadaman bergilir yang diberlakukan sejak 23 April menjadi bertambah pada hari itu, kata Humas PT PLN Batam Ade Sulistiani, di kantornya, Rabu. Kepastian bahwa tidak harus terjadi pemadaman total, katanya, diperoleh dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) yang mengusahakan pasokan mencapai 26 MMBTU dengan cara mengisi penuh pipa distribusi sebelum ditutup berkaitan dengan perbaikan sumur Conoco 29 Mei selama 16 jam mulai pukul 00.00 WIB. Sudah sebulan, PLN Batam dan mitra produsen listriknya defisit pasokan gas sebab mulai 20 April, PGN mengetatkan pelaksanaan kuota. Pipa gas dari Grissik, Jambi, sepanjang 470 km selain untuk melayani Batam, juga Singapura. Akibat pengetatan pelaksanaan kuota, PLN Batam dan mitra produsen listriknya kini hanya mendapatkan 29,7 MMBTU gas, Padahal yang diperlukan nencapai 40,7 MMBTU. Defisit gas ditanggulangi PLN dengan mengoperasikan pembangkit listrik bertenaga solar dan "marine fuel oil" (MFO) dengan biaya Rp950 juta/ hari. Harga solar dan MFO tanpa subsidi yang dibeli PLN lebih mahal 5,3 kali ketimbang gas. Bukan hanya pemerintah, industri dan warga masyarakat Batam yang mengeluhkan pemadaman bergilir yang terjadi hampir setiap hari; PLN sendiri kini menghitung besarnya beban biaya untuk pembangkit listrik bertenaga MFO dan solar meski jumlahnya hanya tinggal sekitar 10 persen sebab sebagian besar sudah dengan gas. Disamping itu, dalam upaya mengoptimalkan layanan kepada konsumen, kata Ade, PLN terkendala PGN yang pengiriman gasnya fluktuatif dan tidak dengan jadwal pasti. Bagi PLN, hal itu menyulitkan dalam memperhitungkan waktu dan cakupan pemadaman bergilir pada setiap petang untuk bahan pengumuman di koran edisi pagi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008