Surabaya (ANTARA News) - Melambungnya harga minyak dunia telah berdampak terhadap naiknya komponen produksi industri perkapalan, sehingga pendapatan yang diperoleh industri tersebut kini juga anjlok. "Kondisi seperti itulah yang kini dialami industri perkapalan. Kalau pengelolaan proyek tidak hati-hati, maka bisa minus atau rugi," kata Direktur Utama PT Dok dan Perkapalan Surabaya (PT DPS), Muhammad Firmansyah Arifin, di Surabaya, Rabu. Menurut dia, kenaikan harga minyak dunia telah berdampak terhadap naiknya harga bahan baku produksi kapal seperti plat, pipa, kabel dan lain sebagainya. Plat besi, misalnya, kenaikannya mencapai 50 persen. Padahal, kebutuhan bahan baku tersebut mencapai 20-30 persen dari harga kapal. Dengan demikian, tingkat keuntungan produksi kapal menjadi menipis, dari semula 10-15 persen, kini anjlok di bawah 10 persen. Kondisi yang lebih memprihatinkan lagi, katanya, kenaikan harga-harga bahan baku tersebut diikuti pula kenaikan biaya produksi. "Jadi, kenaikan minyak dunia berdampak besar terhadap industri perkapalan. Dampak itu tidak hanya karena naiknya harga peralatan (equipment) kapal, tetapi juga pengiriman peralatan tersebut mengalami hal yang sama. Padahal, peralatan itu sekitar 80 persen nya impor," katanya menjelaskan. Secara keseluruhan, kata Firmansyah, harga barang naik, tapi di sisi lain, pendapatan perusahaan pelayaran sebagai cutomer melemah karena biaya bahan bakar minyak sebagai biaya operasional terbesar juga melambung. Selain itu, harga plat baja sebagai bahan baku paling dominan naik dari 1.000 dolar AS menjadi 1.600 dolar AS per ton, atau ada kenaikan sekitar 50 persen. Sehingga kenaikan itu sangat berpengaruh. Contohnya, untuk membangun kapal tanker 6300 DWT MT Avila pesanan Prestige Marine Services Pte Ltd Singapura yang peletakan lunas pertamanya (keel laying) akan dilakukan di PT DPS pada 23 Mei 2008, dibutuhkan plat baja sekitar 2.100 ton atau 20-30 persen dari harga kapal. Untuk mengatasi hal tersebut, kata Firmansyah, yang dapat dilakukan adalah melakukan efisiensi secara efektif serta melakukan terobosan dengan menyerahkan kapal lebih awal dari yang ditetapkan. PT DPS pada Mei ini mengejar waktu untuk menyelesaikan dua kapal pesanan Prestige Marine Services Pte Ltd Singapura. Kapal itu adalah MT Vanda yang akan diserahkan pada Juni dan MT Avila yang akan dilakukan Presiden Direktur Prestige Marine Services Dato` Mohd Zain Abdullah pada 23 Mei.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008