Temanggung (ANTARA News) - Dua kali gempa bumi yang dirasakan masyarakat Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, tidak mengakibatkan korban jiwa namun puluhan rumah rusak. Camat Bejen, Warsito, di Temanggung, Jateng, Kamis (22/5) mengatakan, gempa terjadi dua kali yakni pada Rabu (21/5) pada sekitar pukul 20.50 WIB dan Kamis (22/5) sekitar pukul 03.45 WIB. Sebanyak 22 rumah penduduk di Dusun Kalirejo, Desa Banjarsari, Kecamatan Bejen, katanya, gentengnya rusak, di antaranya 11 rumah retak bagian temboknya. "Hari ini warga gotong royong memperbaiki kerusakan, tetapi kerugian secara keseluruhan masih dihitung, tidak ada korban adalah musibah itu," katanya. Ia mengatakan, gempa yang dirasakan warga setempat sebagai pertama kali selama ini. Ia mengatakan, saat terjadi gempa sebagian besar masyarakat belum tidur dan umumnya masih menonton televisi. Mereka berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Warga, katanya, kemudian tidur luar rumah atau di teras rumah, sedangkan saat gempa kedua umumnya warga masih berjaga. Ia mengatakan, saat terjadi gempa aliran listrik padam namun sekitar lima menit setelah gempa pulih. Sinyal telepon seluler juga sempat putus saat terjadi gempa. Pemerintah kecamatan setempat telah mengeluarkan imbauan kepada warga agar selalu waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. "Sementara ini warga diminta tidak tidur sore-sore, atau kalau tidur di dekat pintu keluar rumah," katanya. Ia mengaku belum mengetahui secara detil tentang pusat gempa dan kekuatannya. Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat Dinas Ketenteraman dan Ketertiban serta Perlindungan Masyarakat Pemkab Temanggung, Budiarjo, mengatakan, masyarakat di empat kecamatan yakni Bejen, Ngadirejo, Parakan, dan Kota Temanggung merasakan gempa bumi tersebut. "Yang paling kuat memang di Bejen, secara pasti data gempa kemungkinan dikeluarkan BMG Semarang besok, sampai sekarang baru diteliti. Informasi yang kami terima melalui telepon dari pihak BMG, pusat gempa di perbatasan antara Temanggung dengan Kendal," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008