Nganjuk (ANTARA News) - Penemu energi alternatif berbahan baku air, Djoko Suprapto, tak bersedia ditemui para wartawan yang mendatangi rumahnya di Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat. Djoko hanya memberikan surat kepada wartawan melalui penjaga rumahnya, Kardono. Dalam surat yang ditandatanganinya pada tanggal 23 Mei 2008 itu, Djoko mengaku, belum bisa menerima para wartawan. "Para wartawan yang terhormat, karena kesehatan saya masih perlu perawatan. Saya sekeluarga mohon maaf, belum bisa menemui rekan-rekan. Saya berharap segera bisa menemui para wartawan secepatnya," demikian surat yang ditulis Djoko. Sebelumnya, warga gempar dengan menghilangnya Djoko dari rumahnya itu. Berbagai spekulasi bermunculan, termasuk adanya dugaan dia diculik orang tak dikenal. Selama beberapa hari terakhir, rumah Djoko di Desa Ngadiboyo tertutup rapat. Beberapa petugas keamanan dari Polres Nganjuk dan Kodim Nganjuk berpakaian preman, terlihat lalu-lalang di sekitar rumah tersebut. Padahal, selama ini Djoko belum pernah mempublikasikan temuannya itu. Hanya sebelum menghadiri konferensi mengenai "Global Warming" (pemanasan global) di Bali akhir tahun lalu, dia pernah menjelaskan mengenai temuannya itu bahwa prinsip utama temuannya adalah memisahkan unsur H2 plus dan H2 minus. Dengan bantuan katalis-katalis dan proses tertentu, air tersebut menjelma menjadi sebuah bahan bakar alternatif dengan jumlah ikatan karbon tertentu. Saat ini, dia sedang berupaya menggunakan air laut, agar tidak mengganggu konsumsi warga terhadap air tawar. Sementara itu, Komandan Kodim Nganjuk, Letkol Kristiono memastikan, jika sosok kontroversial itu telah berada di rumahnya sejak Jumat (23/5) dinihari. "Pak Djoko sudah pulang ke rumahnya di Ngadiboyo dinihari tadi, sekitar pukul 02.30 WIB," katanya saat dihubungi secara terpisah. Ia membenarkan, jika kondisi kesehatan Djoko sedang terganggu sehingga tak ingin ditemui oleh siapapun, termasuk para wartawan yang menunggu di rumahnya sejak Jumat pagi. Kristiono mengaku, sempat dipamiti Djoko sehari sebelum keberangkatannya ke Jakarta pada tanggal 7 Mei 2008, untuk urusan pekerjaan hingga 20 Mei 2008. "Memang selama berada di Jakarta, ponselnya dimatikan. Saya sendiri tidak tahu untuk apa dia ke Jakarta. Yang jelas, tadi pagi dia sudah mengontak saya kalau sudah tiba di rumahnya," katanya. Menurut dia, Djoko juga berpamitan kepada para karyawannya, baik yang bekerja di bengkel maupun di studio radionya Jodhipati FM. Sedang Kepala Polres Nganjuk, AKBP Subiyanto menyatakan, tidak pernah mendapat laporan tentang hilangnya Djoko Suprapto itu. "Sejauh ini kami tidak pernah mendapat laporan mengenai hilangnya Djoko. Saya sendiri tidak tahu dari mana kabar dia diculik," katanya menegaskan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008