Cibinong (ANTARA News) - Pada hari ketiga pasca kenaikan bahan bakar minyak (BBM), Senin, angkutan kota (angkot) di Kabupaten Bogor tetap beroperasi normal, meskipun diwarnai aksi mogok angkot trayek 25 (Parung-Rumpin) di Parung, Kabupaten Bogor, jabar, Senin. Kapolsek Parung AKP, Rachmat Insan, mengatakan, aksi mogok tersebut tidak berlangsung lama, hanya sekitar tiga jam, setelah itu beroperasi lagi. "Aksi mogok itu merupakan upaya para sopir angkot untuk memberitahu penumpang, jika tarif angkot di Kabupaten Bogor sudah naik," katanya. Sekretaris Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Bogor, Wawan Gumilar mengatakan, tarif angkot di Kabupaten Bogor sudah naik, sejak Sabtu (24/5). Kenaikan tersebut berdasarkan surat edaran (SE) Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor No 551.21/736/Dishub tertanggal 24 Mei 2008 yang ditandatangani Kepal Dinas Pehubungan Kabupaten Bogor Endang Basuni dan diketahui Ketua Organda Kabupaten Bogor Gunawan. Dalam SE tersebut, kata dia, disebutkan penyesuaian tarif angkot di Kabupaten Bogor untuk jarak dekat naik Rp500 dan jarak jauh naik rata-rata 25 persen, serta tarif pelajar disesuaikan. Menurut Wawan, ada kemungkinan naik 25 persen tersebut dipersepsikan berbeda-beda, karena tarif angkot di Kabupaten Bogor juga berbeda-beda. Misalnya, tarif angkot 25 untuk jarak terjauh, Parung-Rumpin Rp4.000, sehingga setelah naik 25 persen menjadi Rp5.000. "Mungkin karena belum ada uraian, masih terjadi berbedaan pemahaman antara sopir dan penumpang," katanya. Padahal, kata dia, Organda telah mempersilakan kepada pengurus masing-masing trayek untuk menguraikan kenaikan 25 persen dari tarif lama. Diakuinya, hingga hari ketiga pasca kenaikan harga BBM, angkot di Kabupaten Bogor tetap beroperasi normal. Sedangkan, aksi mogok yang dilakukan angkot trayek 25, karena masih ada perbedaan persepsi antara sopir dan penumpang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008