Brisbane (ANTARA News) - Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) yang berbasis di Bogor, Jawa Barat, akan menerima alokasi dana senilai tiga juta dolar dari Pemerintah Australia untuk mendukung upaya penanganan kerusakan hutan dunia. Dana itu berasal dari Inisiatif Karbon Hutan Internasional (IFCI) pemerintah Australia, demikian penjelasan pers bersama Menteri Perubahan Iklim dan Air, Penny Wong, dan Menteri Luar Negeri Stephen Smith, yang diterima ANTARA di Brisbane, Selasa. Penny Wong mengatakan, peran lembaga riset seperti CIFOR sangat penting mengingat masih kurangnya penelitian tentang cara mengurangi perusakan hutan. "Dukungan Australia pada lembaga riset diharapkan dapat menjembatani ketimpangan ini," katanya. Selain CIFOR, pemerintah Australia juga mengalokasikan dana senilai 1,5 juta dolar Australia bagi lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang bekerja sama dengan negara-negara berkembang untuk merancang pilot proyek penanganan penggundulan hutan. Komitmen Australia pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dan Papua Nugini dalam menanggulangi kerusakan hutan adalah bagian dari respon Canberra pada ancaman perubahan iklim global. CIFOR merupakan lembaga riset yang bermarkas di Bogor. Lembaga yang didukung lebih dari 150 staf itu tidak hanya memfokuskan risetnya di hutan-hutan tropis Asia Tenggara, seperti Kalimantan, tapi juga hutan tropis di Afrika dan Amazon Barat. CIFOR juga memiliki kantor regional di Brazil, Kamerun, dan Zimbabwe. Para penelitinya menjalin kerja sama dengan lebih dari 300 orang peneliti 50 organisasi di dunia. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008