Kabul (ANTARA News) - 13 polisi dan 11 warga sipil tewas dalam serangkaian ledakan dan serangan Taliban di Afghanistan Selasa, beberapa pejabat mengatakan. Sembilan polisi tewas dalam serangan Taliban di distrik Shor Abak di Kandahar selatan, kata kepala polisi provinsi Sayed Aqa Saqib. "Taliban telah menewaskan lima polisi dalam serangan terhadap pos mereka dan empat polisi lainnya tewas ketika kami memberangkatkan balabantuan kemudian," katanya, lapor Reuters. Tiga anak tewas akibat ledakan ketika ia bermain dekat sebuah pos polisi di luar kota Kandahar, katanya, dan menambahkan ledakan itu terjadi ketika seorang gerilyawan Taliban memasang bom di bawah jembatan. Pada dini hari itu, satu wanita, satu anak dan enam pria dewasa tewas ketika ledakan menghantam sebuah bis di distrik Del Aram di provinsi Farah di Afghanistan barat, wakil gubernur provinsi Mohammad Younus Rasuli mengatakan. Ledakan itu terjadi di sebuah jalan tempat tentara Afghanistan dan asing lelah mendapat serangan yang sama dan serangan oleh gerilyawan Taliban dalam beberapa bulan belakangan ini, katanya. Empat polisi yang lain tewas dalam ledakan di provinsi Logar di selatan Kabul, seorang pejabat provinsi mengatakan. Dalam insiden lainnya Se;asa, tentara pimpinan-AS membunuh beberapa gerilyawan Taliban dalam satu operasi di provinsi Helmand di Afghanistan selatan, militer AS mengatakan dalam satu pernyataan. Kekerasan telah meluas di Afghanistam dalam dua tahun terakhir, periode paling berdarah sejak dipecatnya Taliban dari kekuasaan pada 2001. Sejumlah 13.000 orang, termasuk lebih dari 370 tentara asing. telah tewas selama periode itu. Kekerasan itu tiba meskipun ada kehadiran lebih dari 62.000 tentara sing yang dipimpin oleh NATO dan militer AS dan juga sekitar 150.000 tentara Afghanistan yang Barat percaya. Taliban yang didukung al Qaida sebagian besar aktif di wilayah selatan dan timur di sepanjang perbatasan dengan daerah kesukuan Pakistan tempat gerilyawan itu memiliki beberapa markas.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008