Cirebon (ANTARA News) - Kapolda Jabar Irjen Pol Susno Duadji, meminta jajaran kepolisian di wilayah Cirebon untuk memberantas preman air yang menganggu jalannya distribusi air irigasi untuk kepentingan pertanian. "Kasus premanisme air itu adalah makanan polisi. Kalau ada yang berbuat seperti itu, maka pasti akan langsung kita tindak tegas. Pemda tidak perlu ragu untuk meminta bantuan polisi," kata Kapolda Jabar saat ditemui di sela-sela kunjungannya ke Mapolres Indramayu, Selasa. Ia juga meminta, jajaran untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan pemerintah di bidang keamanan. Namun Kapolda juga mengingatkan bahwa masyarakat harus mampu membangun sistem keamanan lingkungan bermitra dengan kepolisian. Sementara Kepala Bakorwil Cirebon Drs Nunung Sanuhri yang ditemui di Mapolwil Cirebon, mengaku telah mengirim surat kepada Kepala Polwil Cirebon untuk mendapat bantuan pengamanan dari kepolisian guna memberantas keberadaan pompa ilegal dan preman yang menguasai pintu-pintu air. "Saya juga sudah membuat radiogram kepada Bupati untuk meningkatkan pengamanan terhadap saluran irigasi agar sistem gilir giring air bisa berjalan dengan baik dan air tidak dikuasai sepihak oleh kelompok tertentu," katanya. Menanggapi hal itu, Kapolwil Cirebon, Kombes Pol Nasser Amir menyatakan, pihaknya telah memerintahkan jajaran Polsek-Polsek yang ada di wilayah hukum Polwil Cirebon untuk berkordinasi dengan Dinas Pengairan setempat agar sistem distribusi air bisa berjalan sesuai aturan yang ada. "Kita akan lakukan pengamanan dengan sistem terbuka dan tertutup. Yang jelas kami tidak akan mentoleransi siapapun yang terlibat kasus premanisme air ini," katanya. Seperti diketahui, air dari Bendung Rentang yang terletak di Kecamatan Jatitujuh, Kab Majalengka, selama ini menjadi sumber utama pengairan sawah bagi tiga daerah, yakni Kab Majalengka, Kab Cirebon, dan Kab Indramayu. Rebutan air tiap musim kemarau Setiap kali musim kemarau tiba, air dari bendung tersebut terpaksa harus dibagikan dengan sistem gilir untuk setiap daerah akibat minimnya debit air. Namun ternyata, saat sistem gilir air berlangsung, di sepanjang saluran induk Sindupraja yang mengalirkan air dari Bendung Rentang ke Kabupaten Cirebon dan Indramayu, banyak terpasang pompa air liar. Keberadaan pompa air liar itu dijaga oleh preman-preman yang sengaja dibayar oleh para pemilik sawah bermodal besar, padahal dengan pencurian air itu maka petani di bagian hilir tidak akan kebagian jatah air. Saat ini sejumlah areal pertanian di wilayah hilir mengalami kekeringan seperti Kapetakan dan Gegesik, di Kabupaten Cirebon. Krangkeng, Juntinyuat, Arahan dan Cantigi di Kabupaten Indramayu.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008