Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pertanian menyatakan keyakinannya Indonesia mampu menjadi negera pengekspor jagung mengingat saat ini permintaan dunia terhadap komoditas pangan tersebut sedang melonjak. Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Jakarta, Rabu mengatakan, dalam lima tahun terakhir produksi jagung nasional naik 10-15 persen per tahun, bahkan pada 2007 lalu meningkat 14 persen dibanding 2007 sedangkan 2008 ditargetkan tumbuh 20 persen. "Dengan kenaikan produksi sebesar 20 persen diperkirakan terjadi surplus di dalam negeri sehingga Indonesia bisa mengekspor jagung," katanya dalam seminar bertema Jagung dan Ketahanan Pangan Nasional. Mentan menyatakan, dengan target kenaikan produksi sebesar 20 persen tersebut maka pada tahun ini diharapkan mencapai 15,9-16,5 juta ton dengan areal tanam 4,25 juta hektar (ha) serta produktivitas 4-4,2 ton per ha. Untuk mencapai target tersebut, tambahnya, pemerintah akan melakukan berbagai upaya seperti peningkatan produktivitas dengan pemberian bantuan bibit hibrida ke petani. "Dengan penggunaan bibit unggul diharapkan mampu menaikkan produksi jagung dalam negeri tanpa melalui perluasan lahan mengingat semakin terbatasnya areal pertanian," katanya. Sementara itu Dirjen Tanaman Pangan Deptan, Sutarto Alimuso menyatakan, saat ini produktivitas tanaman jagung di tanah air masih rendah yakni 3,7 ton/ha begitu juga menggunaan benih bermutu di kalangan petani. Oleh karena itu, tambahnya, Deptan pada 2008 menargetkan peningkatan penggunaan benih hibrida mencapai 54 persen dari 40 persen pada 2007, sedangkan untuk non hibrida diturunkan menjadi 46 persen dari 60 persen. Dia mengungkapkan, pada 2004 produksi jagung nasional mencapai 11,22 juta ton kemudian naik menjadi 11,60 juta ton pada 2006 sedangkan 2007 mencapai 13,28 juta ton. Sementara itu ekspor jagung nasional dalam lima tahun terakhir (2003-2007) rata-rata sebesar 46.380 ribu ton per tahun namun impor komoditas tersebut rata-rata mencapai 961.932 ribu ton. "Dalam dua tahun terakhir ekspor jagung nasional menunjukkan peningkatan sedangkan impor mengalami penurunan," katanya. Menurut Sutarto pada 2006 ekspor jagung 28.074 ton kemudian naik menjadi 83.448 ton sedangkan impor dari 1,77 juta ton turun menjadi 414.325 ton. Menyinggung kebutuhan jagung nasional, dia mengungkapkan untuk 2008 sekitar 8,13 juta ton sedangkan lima tahun ke depan diperkirakan mencapai 10,66 juta ton pada 2012.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008