Taipei (ANTARA News) - Intelektual muda Islam Indonesia, Dr Mujiburrahman di hadapan mahasiswa Universitas Nasional Cheng Che (NCCU) Taiwan, kemarin, mengatakan pemikiran Islam di Indonesia terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman. "Perkembangan yang terjadi banyak para intelektual yang belajar di negara-negara Timur Tengah, seperti di Arab Saudi, Mesir dan Iran ketika kembali ke Indonesia mengembangkan berbagai pemikiran yang ada," katanya di hadapan puluhan mahasiswa. Ia mengatakan mereka yang belajar ke Arab Saudi kemudian tidak hanya menganut paham tradisionalis untuk menjadi wahabi seperti di Arab, namun juga banyak yang menjadi reformis atau bahkan liberal. Contohnya penganut Muhammadiyah yang Wahabi dengan pandangan anti tahayul, khurafat, dan bid`ah. "Namun demikian, Muhammadiyah memilih untuk memodernisasi Islam dengan mendirikan sekolah-sekolah bergaya barat, dan sebagainya, artinya, Islam di Indonesia bukanlah penerima pasif dari Timur Tengah," katanya. Ia menambahkan, di Indonesia meski hampir semua penduduk Islam menganut mazhab ahli sunah wal jamaah (suni) namun banyak di antaranya yang melaksanakan tradisi syiah. "Seperti NU, ada beberapa ritual yang merupakan ritual Syiah. Seperti adanya peringatan hari asyyura, yaitu kematian cucu Nabi Muhammad, Husein di tangan Zayid bin Umayah. Ini sebenarnya tradisi syiah namun tumbuh di kalangan suni Indonesia," katanya. Untuk itu, menurut dia, selama ini, para intelektual Islam di Indonesia tidak hanya menjadi penerima pasif dari ajaran Islam di Timur Tengah meski mereka belajar di negara-negara tersebut. "Artinya mereka mengembangkan apa yang telah mereka pelajari," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008