Tapaktuan (ANTARA News) - Dalam dua hari terakhir keberadaan sekawanan gajah liar yang diperkirakan mencapai 12 ekor semakin mengganas, selain merusak puluhan hektare tanaman perkebunan dan pertanian, kawanan gajah itu juga telah menghancurkan satu unit gubuk milik Hajat (65). Pada Rabu (28/5) malam sekawanan gajah liar itu telah memporak-porandakan gubuk milik pak Hajat, saat ini warga sudah tidak berani lagi ke ladang, kata Kepala Desa Naca Kecamatan Trumon Timur, Ramli di Tapaktuan, Jumat. Konflik satwa terutama gajah dengan warga yang telah berlangsung sejak sebulan terakhir hingga kini belum mendapat perhatian dari Pemerintah atau instansi terkait untuk menjinak atau menggiring kawanan gajah-gajah itu kembali ke habitatnya. Menurut Ramli, pihaknya sudah berulang kali melaporkan permasalahan yang meresahkan warga tersebut kepada pemerintah kabupaten melalui Camat setempat, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan dilakukan penangan. "Sudah ratusan kali saya melaporkan kasus mengamuknya gajah-gajah itu, tapi pihak terkait belum melakukan tindakan apapun," katanya. Selain merusak satu unit gubuk milik warga Desa Naca, kawanan satwa berbelalai itu juga menghancurkan puluhan hektare tanaman pisang, sawit, nilam dan coklat di beberapa desa lainnya yakni di desa Ladang Rimba, Ie Jeurneh, Pinto Rimba, dan Desa Kapa Sesak. Sementara itu, juru bicara Kaukus Pantai Barat Selatan (KPBS) TAF Haikal mengaku sangat prihati terhadap gangguan dan kerugian yang dialami masyarakat akibat ulah satwa yang dilindungi itu. "Saya sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri kerugian masyarakat akibat ulah kawanan gajah Sumatera itu, permasalahan ini harus segera ditangani secepatnya, kalau tidak dalam beberapa hari kedepan kawanan gajah itu akan menghancurkan perumahan warga," katanya. Untuk mengatasi permasalahan konflik satwa dengan manusia seperti gajah, harimau dan buaya di pantai barat selatan itu, ia berharap Pemerintah Kabupaten/kota di wilayah secara bersama-sama membentuk sebuah satgas yang berada dibawah Unit Pelaksana Tugas daerah (UPTD). "Dengan adanya satgas itu kita tidak terlalu berharap dengan pihak-pihak lain, dan keberadaan satgas itu harus bertindak cepat apabila ada gangguan satwa liar," kata mantan Direktur eksekutif Forum LSM Aceh itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008