Jakarta (ANTARA News) - Air bisa saja diproses menjadi bahan bakar minyak (BBM), namun memerlukan energi listrik yang juga sangat besar sehingga tidak lagi efisien, bahkan mungkin harga jualnya menjadi lebih mahal daripada harga BBM itu sendiri. "Itu bukan hal baru, air memang bisa saja menjadi BBM tetapi prosesnya juga mahal," kata Direktur Pengembangan Sumber Daya Energi BPPT Dr Unggul Priyanto di Jakarta, Jumat. Ia menegaskan bahwa air memang bisa dielektrolisa, dipecah menjadi hidrogen dan oksigen, lalu hidrogen dengan ditambah hidrokarbon atau karbon maka bisa diproses jadi BBM sintetis. "Tapi pertanyaannya berapa harga BBM sintetis ini, berhubung prosesnya mahal dan memerlukan energi listrik yang besar yang juga mahal," katanya dengan nada bertanya. Menurut dia, proses membuat air menjadi minyak sintetis adalah proses yang paling mahal dibanding proses pembuatan BBM dari bahan lainnya. "Mereka bilang BBM dari air ini bisa dijual dengan harga Rp3.000 per liter. Itu yang tidak mungkin. Malahan mungkin BBM sintetis ini lebih mahal dari BBM aslinya, tapi saya juga belum menghitung," ujarnya. Ia menambahkan, proses tersebut juga tidak mungkin dilakukan oleh pabrik yang seadanya karena memerlukan investasi yang besar. Sebelumnya penemu BBM murah berbasis air, Djoko Suprapto yang tinggal di Dusun Turi, Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, Nganjuk itu sempat pingsan saat hendak menjelaskan penemuannya kepada wartawan. Ia juga mengaku tak menghadiri undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara Malam Kebangkitan di Senayan karena sakit.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008