Jakarta (ANTARA News) - Menteri pertahanan (menhan) se-Asia yang hadir dalam pertemuan ketujuh Shangrilla-Dialogue di Singapura menilai, aksi terorisme di Selat Malaka sudah menunjukkan penurunan. Meski aksi terorisme di selat terpadat di dunia itu masih terjadi, namun aktivitasnya menurun bersamaan dengan meningkatnya kerjasama antara tiga negara pantai, Indonesia, Malaysia serta Singapura, terutama dalam penanganan anti terorisme, demikian keterangan Departemen Pertahanan Singapura, yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu. Pertemuan tahunan yang diprakarsai Institute for Strategic Studies (IISS) itu, membahas pula berbagai perkembangan situasi keamaman dan pertahanan kawasan seperti kemajuan di Semenanjung Korea, Irak dan Afganistan. Para menteri pertahanan dan pejabat-pejabat senior dari 27 negara juga menyepakati "norma-norma tindakan" untuk penawaran bantuan bencana di tengah-tengah lambatnya pelaksanaan pasokan bantuan internasional kepada Myanmar yang baru-baru ini dilanda badai. Dalam Dialog Shangri-La, yang dijadwalkan berakhir Minggu (1/6), para menteri sepakat waktu penyampaian bantuan kemanusiaan hendaknya dilakukan pada saat yang kritis. Tiga prinsip panduan diusulkan untuk kerja sama multilateral, kata pernyataan Kementerian Pertahanan Singapura. Prinsip pertama ditekankan pada tanggung jawab negara yang dilanda bencana agar secara cepat dan efektif memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang yang menjadi korban di wilayah mereka. Jika perlu, mereka harus memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan dari negara-negara lain dan organisasi-organisasi internasional. Bantuan luar negeri hendaknya difokuskan kepada negara-negara yang terkena bencana, dan hal itu harus dibawah kontrol dan pengawasan mereka. Garis panduan, yang disepakati Sabtu, kurang mendesakkan perjanjian formal. Di antara negara yang setuju adalah perwakilan dari Myanmar. "Negara-negara harus mampu bekerja sama dengan masyarakat internasional dan negara-negara lain untuk mempercepat arus bantuan," kata Menteri Pertahanan Singapura Teo Chee Hean. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008