Semarang (ANTARA News) - Aktivis aksi mogok makan di depan Kampus Undip Semarang, Edi Sutikno (23) yang tergolek lemas di ruang kamar Rumah Sakit (RS) Roemani Semarang, Minggu (1/6) menyatakan tidak jera menyuarakan kritik terhadap pemerintah. Edi merupakan peserta keempat dalam aksi mogok makan menentang kenaikan harga BBM di depan Kampus Undip Jalan Pleburan Semarang yang masuk RS. Kondisi kesehatan Edi menurun setelah 4 hari tidak makan dan harus dilarikan ke RS Roemani Semarang pada hari Sabtu (31/5) malam. Meskipun tampak lemas dengan jarum infus tertancap di lengan kiri, Edi yang asal Kabupaten Kendal ini tetap menunjukkan semangat. "Tidak ada kata jera memperjuangkan kepentingan masyarakat," katanya. Anggota Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) ini mengaku ikut aksi mogok makan atas inisiatif sendiri karena menilai kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM semakin menyengsarakan rakyat. Selama mengikuti aksi, Edi tidak mengonsumsi makanan apa pun. Ia hanya minum air putih, sekitar dua gelas per hari sehingga tidak heran jika dirinya mengalami dehidrasi dan panas tinggi yang mneyebabkan harus dilarikan ke RS. Juru bicara aksi mogok makan Sunu Wiwit Pajar mengatakan, meskipun empat orang aktivis aksi mogok makan dirawat di RS, aksi akan tetap diteruskan minimal sampai pada hari Selasa (3/6). "Target kita sampai ada pihak Pemprov Jateng ikut memberikan dukungan. Meskipun ini kebijakan pemerintah pusat, tetapi kita ingin ada dukungan dari pemerintah daerah karena kebijakan menaikkan harga BBM dinilai menyengsarakan rakyat," kata Sunu. Semangat peserta aksi yang telah masuk RS tidak surut. Bahkan mereka ingin ikut mogok makan lagi sekeluar dari RS. "Namun, kita tentu harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter karena ini menyangkut kesehatan kawan-kawan," katanya. Dukungan Mengalir Sementara itu, Fajar Rinawan mengaku sangat berempati dengan perjuangan Edi dan kawan-kawan dalam menyuarakan aspirasi masyarakat. Dengan naiknya harga BBM, maka otomatis akan diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya. Ujung-ujungnya yang paling dirugikan adalah rakyat kecil. BMI secara moral mendukung penolakan kenaikan harga BBM, kata Fajar. Tidak hanya dari BMI, dukungan terhadap aksi mogok makan kalangan aktivis juga datang dari pihak lain, seperti cagub Bambang Sadono, cawagub Rustriningsih, dan anggota DPRD Jateng Bambang Rahardjo. Hingga kini masih ada enam peserta mogok makan yang masih bertahan, yakni Lukman Hakim, Rony Nakiaya, Wahyu Sukma Hadi, Ari Setiawan, Triya Siswandi dan Aditya Kurniawan. Sementara yang sudah masuk RS selain Edi adalah Purbo Setiawan, Hengky, dan Rahmat Sutopo.(*)

Pewarta: anton
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008