Lebak (ANTARA News) - Warga miskin di Kabupaten Lebak, Banten, mulai kesulitan membeli beras setelah naiknya bahan bakar minyak (BBM). "Sekarang saya hanya mampu membeli beras sebanyak satu liter dengan harga Rp 4.800 per liter," kata Arsinah (45) seorang janda miskin warga Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu. Ia mengatakan, sejak kenaikan BBM dirinya pasrah karena sudah tidak mampu lagi membeli beras sebanyak dua liter dengan harga Rp 7.000. Sebab, kata dia, penghasilan buruh tani per hari Rp 8.000, sehingga menyiasati dengan pengurangan pembelian. "Biasanya, kami sekeluarga makan sehari dua kali, namun kali ini cukup seharian," katanya. Akibat kenaikan harga BBM Husen (34) Ketua RT 12/02 Cibungur Pasir, Kecamatan Rangkasbitung, mengaku, akibat kenaikan BBM hingga memicu naiknya sembako yang mengakibatkan warga miskin merasa kesulitan membeli kebutuhan pangan. Apalagi, sebagian warganya itu buruh bangunan, pengojek dan buruh tani sehingga banyak ditemukan, makan sehari hanya satu kali dalam seharian. Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah menambah kuota beras untuk orang miskin, sebab saat ini kurang memenuhi kebutuhan untuk seminggu. "Dari 140 kepala keluarga miskin di wilayahnya mereka hanya kebagian beras raskin sebanyak dua liter," katanya. Sementara itu, beberapa warga miskin di Kabupaten Lebak, Banten, berharap pemerintah memberikan suntikan modal usaha untuk meningkatkan roda perekonomian sehingga dapat menciptakan kesejahteraan. "Selama ini saya menganggur karena tak mampu membeli BBM jenis premium setelah terjadi kenaikan," kata Suparman (50) nelayan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bayah.(*)

Pewarta: anton
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008