Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memperkirakan penghematan konsumsi premium dan solar bersubsidi dengan pemberlakuan kartu pintar (smart card) pada 2009 akan mencapai 9,82 juta Kilo Liter (KL). Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Tubagus Haryono, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin malam mengatakan, perkiraan tersebut dengan asumsi smart card diberlakukan pada 23 juta kendaraan yang terdiri atas sepeda motor dan angkutan umum mulai Januari 2009. "Konsumsi premium dan solar bersubsidi sepanjang 2009 bisa ditekan dari sebelumnya diperkirakan mencapai 33,049 juta kiloliter tanpa smart card menjadi 23,229 juta KL dengan `smart card` atau turun 9,82 juta kiloliter," katanya. Ia merinci, penghematan premium bersubsidi mencapai 5,009 juta KL dari sebelumnya 20,444 juta kilo liter tanpa smart card menjadi 15,435 juta KL dengan smart card. Sementara itu, menurut dia, konsumsi solar bersubsidi bisa ditekan 4,811 juta KL dari 12,605 juta KL menjadi 7,794 juta KL. Pada 2008, perkiraan realisasi konsumsi premium bersubsidi 19,4 juta KL dan solar bersubsidi 11,8 juta KL. Tubagus menambahkan, kalau tanpa program smart card, maka pihaknya memperkirakan pertumbuhan konsumsi premium tahun 2009 akan mencapai lima persen dan solar enam persen. Pertumbuhan konsumsi tersebut dikarenakan semakin banyaknya kendaraan bermotor dan ditambah panjang jalan yang tidak memadai, sehingga menambah kemacetan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2008