Brisbane (ANTARA News) - Kapal latih TNI, KRI "Arung Samudera", Selasa pagi sekitar pukul 08.30 waktu Darwin merapat di Dermaga Pangkalan Angkatan Laut Australia (RAN). Kedatangan kapal yang dinakhodai Mayor Laut (P) Eko Deni Hartono itu disambut Konsul RI Darwin, Harbangan Napitupulu, dan komandan RAN setempat. Mayor Eko Deni mengatakan kepada ANTARA yang menghubunginya dari Brisbane beberapa saat setelah kapal merapat di dermaga yang berada di dalam kompleks RAN Darwin itu, bahwa kapal patroli RAN menjemput KRI Arung Samudera dari posisi lego jangkar sekitar pukul 08.00 dan mendampingi saat menuju dermaga. "Di dermaga sudah tampak Pak Konsul Harbangan Napitupulu dan beberapa staf beliau untuk menyambut kita. Dari pihak Angkatan Laut Australia, turut menyambut Komandan RAN Darwin bersama dua wakilnya," katanya. Sementara itu, Konsul RI Darwin, Harbangan Napitupulu, mengatakan, ia sudah diberi tahu Mayor Eko Deni tentang rencana ketibaan KRI Arung Samudera pada Senin sore (2/6), sehingga pihaknya dapat menyambut Mayor Eko Deni bersama 18 orang awak sebelum kapal merapat. Beberapa staf Konsulat RI di Darwin turut mendampingi Napitupulu, antara lain Maimunah Vera Syafiq (urusan ekonomi), Dwi Hartato (bagian administrasi), Arvinanto Soeriaatmadja dan Wahono Yulianto (bagian penerangan). Pada saat kapal layar tiang tinggi TNI AL ini merapat di dermaga, tampak pula kapal patroli Bea Cukai Australia "Corio Bay" dan kapal patroli RAN "L-128" di sana, katanya. Mengenai program acara selama para awak KRI Arung Samudera di Darwin hingga 9 Juni, Napitupulu mengatakan, pihaknya akan mengkoordinasikannya dengan Mayor Eko Deni, namun pihaknya sudah menyiapkan rencana jamuan makan malam dalam pekan ini bagi mereka. Konsulat siap bantu "Jamuan makan malam itu juga akan dihadiri oleh para tokoh masyarakat Indonesia, `friends of Indonesia` (sahabat Indonesia) di Darwin, dan empat staf BPK yang kebetulan berkunjung ke Darwin. Yang pasti, Konsulat siap membantu keperluan awak KRI Arung Samudera," katanya. Hanya saja, acara "open ship" (kunjungan ke kapal) bagi masyarakat umum sebagaimana biasa dilakukan KRI Arung Samudera agak sulit dilakukan sekarang ini karena kapal merapat di dermaga RAN. "Lain halnya kalau KRI Arung Samudera bersandar di dermaga Darwin Dwarf yang biasa dipakai kapal-kapal AL Amerika," katanya. Sebelum merapat di Darwin, kapal layar tiang tinggi buatan Selandia Baru ini sudah menyinggahi Cairns, Queensland Utara. Mayor Eko Deni mengatakan, dalam pelayaran dari Cairns ke Darwin, pihaknya berpedoman pada peta yang dikeluarkan Australia tahun 1984 atau yang lebih dikenal dengan peta "Aus No 27". Menjelang memasuki perairan NT, posisi kapal sempat melawan angin yang berhembus dari selatan dengan kecepatan antara tiga dan empat knot namun pihaknya berupaya tiba di kota itu sesuai dengan rencana, katanya. Harkitnas KRI Arung Samudera bertolak dari Cairns menuju Darwin tanggal 20 Mei 2008. Sesaat sebelum bertolak, Mayor Eko Deni bersama 18 orang awak KRI sempat memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dengan doa bersama. Dari Darwin, KRI Arung Samudera selanjutnya berlayar ke Kupang dan kemudian ke pangkalannya di Surabaya. Kapal layar tiang tinggi milik TNI ini berada di Australia sejak tahun lalu. Pelayaran KRI Arung Samudera ke negeri jiran ini dimaksudkan untuk ikut menyemarakkan penyelenggaraan KTT Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Sydney pada 8-9 September 2007 bersama enam kapal layar tiang tinggi Australia. Namun dalam pelayaran dari Cairns ke Brisbane pada 23 Agustus 2007, kapal dihadang badai besar di perairan Teluk Wide, Queensland, dan sempat terdampar di pantai Rainbow sebelum berhasil ditarik ke Brisbane. KRI Arung Samudera berada di Queensland, khususnya Brisbane, selama sekitar sembilan bulan untuk proses perbaikan dan pemulihan akibat kerusakan yang diderita dalam musibah 23 Agustus 2007 itu. Dipuji Australia Terhadap musibah yang menimpa KRI Arung Samudera, Perwira RAN "Bulimba" di Brisbane, Letnan Komander Larry Cook, yang ditemui ANTARA di sela acara pelepasan KRI Arung Samudera 6 Mei lalu mengatakan, ia memuji kepemimpinan Mayor Eko Deni yang berhasil menyelamatkan kapal dan seluruh awaknya. Sejak awal musibah yang menerpa KRI Arung Samudera akibat badai dan cuaca buruk yang belum pernah ada dalam sejarah iklim di Queensland Agustus lalu ia sudah menyampaikan selamat kepada Mayor Eko Deni karena di bawah kepemimpinannya di tengah cuaca yang "sangat ganas" (horrible), semua awak selamat. Kapal layar tiang tinggi TNI AL itu mengalami kerusakan setelah dua kali dihadang cuaca buruk yang ditandai dengan angin berkecepatan 80 hingga 100 kilometer per jam. Dalam musibah itu, layar utama dan sebuah layar depan rusak. Selain itu, satu layar lainnya juga terlipat dan baja bagian bawah yang berfungsi sebagai penyeimbang atau "stabilizer" kapal bengkok. Pada saat kejadian, Badan Meteorologi dan Geofisika Australia mencatat curah hujan di kawasan Rainbow Beach pada saat musibah terjadi mencapai 813 milimeter atau 10 kali lebih besar dari rata-rata curah hujan bulan Agustus. Intensitas curah hujan di kawasan itu selama beberapa hari pada Agustus 2007 merupakan yang terbesar sejak tahun 1880. Perbaikan kapal berbobot 120 ton yang sebelum dibeli pemerintah RI bernama "Advanture" ini dilakukan di fasilitas dok milik "Viking Industries Limited" Brisbane melalui anak perusahaannya, "Marine Application". Dalam proses perbaikan, beberapa perlengkapan kapal yang rusak telah diganti dengan yang baru. Di antara yang diganti baru itu adalah "Centre boat" berbobot 3,5 ton, enam layar, dua mesin, generator dan baling-baling tiga daun. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008