Jakarta (ANTARA News) - Inflasi dan ekspektasi suku bunga masih menjadi sentimen negatif dan menekan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi pagi ditutup turun 0,99 persen. IHSG ditutup turun 23,954 poin menjadi 2.403,814 dan indeks LQ45 melemah 4,998 poin atau 0,97 persen ke posisi 508,064. Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas Alfiansyah, kepada ANTARA, mengatakan, angka inflasi bulan Mei yang di atas 10 persen (10,38 persen year to year) masih membayangi para pelaku pasar sehingga menekan indeks BEI. Dengan tingginya inflasi ini, lanjut Alfian, dikhawatirkan akan mempengaruhi kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuannya (BI rate) atara 25 hingga 50 basis poin, jelasnya. Selain itu, penurunan indeks juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yakni melemahnya bursa regional, seperti bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng yang ditutup turun 455,599 poin atau 1,83 persen ke posisi 24.375,75 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times terkoreksi 34,110 poin atau 1,07 persen ke level 3.153,939 pada akhir sesi perdagangan. Kondisi tersebut membuat perdagangan di BEI didominasi saham yang turun sebanyak 148 dibanding yang naik 49, sedangkan 66 stagnan dan 201 efek tidak aktif diperdagangkan. Beberapa saham unggulan yang memimpin indeks turun, di antaranya saham Bumi Resources turun Rp200 menjadi Rp7.550, Tambang Batubara Bukit Asam yang terkoreksi Rp250 ke Rp14.450, Aneka Tambang melemah Rp25 ke posisi Rp3.325, Indotambang Raya anjlok Rp1.950 ke level Rp33.750 dan Bank BCA turun Rp75 menjadi Rp2.725. Volume perdagangan mencapai 2,669 miliar saham senilai Rp4,249 triliun dari 59.766 kali transaksi.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008