Denpasar (ANTARA News) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Daerah Bali menyerukan kepada masyarakat setempat untuk tidak memilih calon gubernur yang terlibat kasus-kasus perusakan lingkungan. Walhi juga mengimbau masyarakat untuk tidak memilih cagub yang memanfaatkan dana kampanye dari pemodal atau pengusaha, karena hal itu dipastikan bertujuan memudahkan kelanjutan eksploitasi tanah dan lingkungan Pulau Dewata sebagai kompensasi. Demikian pernyataan sikap Walhi Daerah Bali yang disampaikan dalam suatu aksi teatrikal di perempatan Jalan Dewi Sartika, Denpasar, Kamis, bertepatan memperingati Hari Lingkungan Hidup se-Dunia. Kampanye "Jangan Pilih Perusak Lingkungan" menyongsong pemilihan kepala daerah Bali periode 2008-2013 yang dijadwalkan berlangsung 9 Juli mendatang, dipimpin langsung Direktur Eksekutif Walhi Daerah Bali, Agung Wardana. Para aktivis Walhi mempertontonkan aksi teatrikal tiga cagub yang di hadapannya terdapat bola dunia bertulis "Konsesi Proyek". Aksi tersebut mampu menyedot perhatian pengguna jalan dan warga yang ada di sekitarnya. Walhi Bali juga mengingatkan untuk mencermati visi-misi dan program cagub Mangku Pastika-Puspayoga yang dijagokan PDI-P, Cok Budi Suryawan-Nyoman Suweta diusung Partai Golkar dan Winasa-Alit Putra dicalonkan 14 partai kecil termasuk PKS. Masyarakat Bali diminta untuk tidak memilih cagub yang tidak berpihak pada lingkungan hidup dan berpotensi melakukan perusakan lingkungan, seperti melalui pemberian izin investasi sarana pariwisata. Menurut Agung Wardana, saat ini ekspansi industri pariwisata sudah menunjukkan wajah aslinya, yakni deretan eksploitasi sumber daya alam dan konversi lahan produktif untuk memenuhi kepentingan industri, menyebabkan Bali menjadi pulau yang berada di jurang ketidakseimbangan. Belum lagi ancaman dari dampak perubahan iklim yang sudah di depan mata, membawa Bali ke arah bencana ekologis. Semakin menurunnya kondisi lingkungan hidup dan maraknya konflik pengelolaan sumber daya alam Bali merupakan bukti dari kegagalan rekrutmen politik yang tidak berpihak pada lingkungan hidup dan masa depan Pulau Dewata. Kepala daerah terpilih tak lebih sebagai pelestari keuntungan pemodal! Kepala daerah yang terpilih tidak lebih sekedar jaringan elit yang lebih berpihak pada pemodal. Konsesi demi konsesi diberikan sebagai hasil kolaborasi para pengusaha dalam rangka melanggengkan pundi-pundi kekuasaan dan melipatgandakan keuntungan. "Ingat! Bali yang kecil ini terus-menerus dieksploitasi dan dikapling-kapling oleh para pemodal. Kita sebagai rakyat kecil yang akan merasakan dampaknya," kata Agung Wardana. Rakyat kecil di Bali akan kehilangan akses terhadap sumber daya alam. Bencana akan terjadi sebagai dampak ketidakseimbangan ekologis. Terjadi krisis pangan dan air, hingga hancurnya tatanan sosial. "Jika sampai demikian, tentu kita tidak lagi memiliki masa depan. Bagaimana nasib anak-cucu kita nanti? Adakah Bali yang lain untuk kita mengungsi?" tuturnya. Karena itu sudah saatnya rakyat Bali sebagai pemilik kedaulatan, menentukan dengan cermat pilihan calon gubernur mendatang, dengan jalan tidak memilih cagub yang tidak berpihak pada lingkungan hidup.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008