Jakarta, (ANTARA News) - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hafiz Anshary menyatakan rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam beberapa pemilihan kepala daerah disebabkan oleh kekecewaan kepada pemimpin politik. Dalam pidatonya pada acara pencanangan gerakan nasional sosialisasi Pemilu 2009 di Istana Negara, Jakarta, Jumat, Hafiz mengatakan fenomena rendahnya partisipasi masyarakat itu juga disebabkan oleh kejenuhan masyarakat pada Pemilihan Umum dan karena kurangnya sosialisasi Pemilu. Untuk itu, lanjut dia, gerakan pencanangan sosialisasi Pemilu 2009 memiliki makna penting guna mencegah rendahnya partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi setiap lima tahun sekali itu. "Kami mengharapkan dukungan penuh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Kesuksesan Pemilu bukan hanya menjadi kepentingan KPU, tetapi juga kepentingan seluruh bangsa Indonesia," tuturnya. Dengan dukungan seluruh komponen bangsa, ia berharap Pemilu 2009 sebagai refleksi demokrasi Indonesia dapat diselenggarakan secara berkualitas dan dipercaya oleh masyarakat nasional maupun internasional. Berbagai perubahan Sosialisasi nasional Pemilu 2009 di antaranya dilakukan oleh KPU guna menyampaikan perubahan aturan Pemilu 2009 yang diatur dalam UU No 10 Tahun 2008 tentang Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Perubahan itu adalah tentang tata cara memberikan suara pada Pemilu 2009 yang semula dengan cara mencoblos kini menjadi dengan cara memberikan tanda sebanyak satu kali. "Perubahan ini perlu kita sosialisasikan secara terus- menerus agar masyarakat semakin memahami dan memilih dengan cerdas dan cermat," tutur Hafiz. Perubahan juga terjadi dalam masa kampanye yang cukup panjang, yang hitungannya mencapat sembilan bulan sejak tiga hari setelah penetapan peserta Pemilu hingga sebelum masa tenang. Berdasarkan ketentuan itu, KPU telah menjadwalkan 8 Juli 2008 hingga 2 April 2009 sebagai periode masa kampanye. "Masa kampanye yang demikian panjang ini harus disikapi dengan terus memupuk semangat kebhinekaan agar Bangsa Indonesia tidak terkoyak dan terkotak-kotak," tutur Hafiz. Sedangkan perubahan yang terakhir adalah tentang proses verifikasi partai politik yang dijadwalkan pada awal tahapan berbarengan dengan tahap pendataan pemilih. "Hal ini mengharuskan penyelenggara Pemilu lebih ketat dalam melaksanakan jadwal dan di sisi lain bagi calon peserta Pemilu 2009 juga harus mempersiapkan sejak awal persyaratan yang dibutuhkan," jelas Hafiz. Pencanangan gerakan nasional sosialisasi Pemilu 2009 dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hadapan para anggota KPU dan KPU daerah seluruh Indonesia. Pada acara itu diluncurkan logo Pemilu 2009 berbentuk pena berwarna oranye dengan jargon "Tandai Pilihanmu." Makna logo itu, menurut Hafiz, bertujuan mengajak pemilih agar cerdas dan cermat dalam menentukan pilihan. Selain itu juga diperkenalkan semboyan sosialisasi Pemilu 2009, yaitu "Pastikan anda terdaftar sebagai pemilih, suara anda menentukan nasib bangsa, dan gunakan hak pilih anda dengan bijak." (*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008