Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) Priyo Budi Santoso menyatakan sikap kritis Fraksi Partai Golkar (FPG) kepada Pemerintah belum merupakan sikap Partai Golkar karena untuk mengubah haluan dan sikap politik partai harus dibicarakan dalam forum resmi partai. "Biarlah ini menjadi sikap FPG dulu, belum menjadi sikap partai. Kami tidak akan membebani JK (Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla)," katanya di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat. Dia mengemukakan, di internal Golkar berkembang wacana agar Golkar mengkaji ulang haluan dan sikap politiknya kepada Pemerintah mengingat kekecewaan kalangan Golkar terkait berbagai kebijakan Pemerintah. Priyo mengemukakan, penetapan Pilkada Maluku Utara (Malut) hanya satu dari keputsuan pemerintah yang merugikan Golkar. Sebelum Malut, Golkar dirugikan pada pemilihan Gubernur Lampung. "Itu hanya puncak dari semua kegetiran kami," kata Priyo. Menurut Priyo, sikap kritis Fraksi Partai Golkar kepada Pemerintah merupakan akumulasi dari kekecewaan yang dialami Golkar. Golkar telah memberikan dukungan atas semua kebijakan Pemerintah, tetapi tidak memperoleh apresiasi yang layak. Menurut Priyo, sikap Golkar yang akan bersikap kritis kepada Pemerintah antara lain ditunjukkan dengan tidak lagi mengekang atau membatasi anggota FPG untuk bersikap terkait perkembangan aktual di masyarakat. "Kami akan membebaskan anggota FPG untuk mengambil sikap politik, tetapi tetap berkoordinasi dengan pimpinan FPG," katanya. Dalam hak angket dan hak interpelasi di DPR RI, selama ini Golkar mendukung Pemerintah. Tetapi ke depan, Fraksi Golkar akan membebaskan anggotanya untuk mengambil sikap politik. Saat ini di DPR bergulir hak angket untuk kasus BLBI dan angket penggelapan pajak serta hak interpelasi kenaikan harga BBM dan kenaikan harga kebutuhan pokok. Dia mengakui, dengan perubahan sikap di internal FPG, maka demokrasi akan berkembang lebih dinamis. Bahkan Priyo menyebut "akan lebih indah dan menarik". Dukungan terkesan ragu-ragu, tapi akhirnya balik lagi! Priyo yang juga salah satu Ketua DPP Partai Golkar menyatakan sikap kritis FPG terhadap Pemerintah tidak akan menjadikan FPG sebagai oposisi bagi Pemerintah seperti PDIP. "Kami akan beda dari PDIP. Biarkan oposisi berjalan. Kami akan berjalan untuk mendinamisasikan demokrasi," katanya. Ketika ditanya apakah dengan sikap kritis FPG maka Partai Golkar akan menarik dukungan kepada Pemerintah, Priyo mengemukakan, sikap kritis itu hanya akan ditunjukkan oleh FPG. "Tetapi izinkanlah kami untuk melakukan inovasi dulu atas keterkungkungan anggota fraksi selama ini," katanya. Priyo mengemukakan, Golkar belum mencabut dukungan kepada Pemerintah. "Benar, kami belum mencabut dukungan, tetapi izinkanlah kami melakukan prakasa-prakasa untuk menyikapi problem kebangsaan," katanya. Ketika ditanya mengenai masa depan duet SBY/JK, Priyo harus beberapa kali merangkai kalimatnya. "Dengan berbagai peristiwa terakhir ini, kami merasa duet SBY/JK dalam posisi....... Begini saja deh... (Kalimat) itu sudah cukup..," kata Priyo. Priyo mengulangi "Jadi melihat perkembangan terakhir ini, kekecewaan dan kegetiran yang mendalam karena kami tak mendapat apresiasi semestinya kami khawatir duet SBY/JK dalam posisi yang..." kata Priyo sambil memikirkan kata berikutnya. Priyo Budi Santoso kemudian mengemukakan lagi "melihat perkembangan terakhir ini, saya khawatir duet SBY/JK dalam posisi.... tak menentu". Namun Priyo mengemukakan, "Mudah-mudahan ini hanya duri kecil. Dalam beberapa bulan ke depan kita masing-masing saling introspeksi sehingga kami dapat mempertahankan dukungan."(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008