Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim meluncurkan reformasi kebudayaan dengan cara memberikan ruang kepada seniman dan budayawan untuk berkarya dan berekspresi demi mendukung reformasi politik dan ekonomi. "Selama ini kebudayaan, seniman dan pegiat seni terpinggirkan oleh lajunya pembangunan ekonomi dan sistem politik otoriter. Malam ini, saya resmikan peluncuran reformasi kebudayaan," kata Anwar sambil membuka penutup mulut dan borgol dari tangan para seniman sebagai simbol dari reformasi kebudayaan, di aula kerajaan negeri Selangor, Sabtu malam. Reformasi rebut kekuasaan dari Barisan Nasional! Anwar Ibrahim mengatakan, reformasi kebudayaan sangat diperlukan untuk mengubah cara pikir masyarakat, dan menopang reformasi politik dan ekonomi di Malaysia yang saat ini sedang berjalan. Ia meluncurkan reformasi kebudayaan karena oposisi sangat yakin dapat merebut kekuasaan dari Barisan Nasional dalam waktu dekat ini. "Reformasi politik dan ekonomi yang saat ini memerlukan reformasi kebudayaan. Para seniman dan budayawan perlu diberikan kebebasan untuk mencipta karya seni dan budaya yang mempercepat proses perubahan pemikiran dan mentalitas masyarakat," katanya. Pemimpin oposisi Malaysia itu sangat kecewa marginalisasi bahasa Melayu demi memajukan kemampuan bahasa Inggris di Malaysia yang diterapkan di era Mahathir dan diteruskan oleh Badawi hingga kini. "Bahasa Melayu harus tetap diutamakan dengan tetap meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, matematika dan sains," katanya. Ia menjanjikan jika oposisi mengambil alih pemerintahan maka akan mengembalikan keutamaan bahasa Melayu. Pelajaran matematika dan sains yang saat ini disampaikan dalam bahasa Inggris akan dikembalikan seperti semula dengan penyampaian bahasa Melayu di semua sekolah. "Kita mesti meningkatkan mutu bahasa Melayu dan juga mutu matematika dan sains kepada para pelajar. Juga kemampuan bahasa China dan India di semua sekolah dasar di Malaysia," katanya. Penasehat PKR (Partai Keadilan Rakyat) itu minta kepada para seniman dan budayakan untuk memanfaatkan lima kerajaan negeri yang dikuasai oleh oposisi untuk menghasilkan karya seni dan budaya yang membuat rakyat makin kritis, cerdas, dan progresif. "Jangan takut untuk mengkritik menteri besar atau ketua menteri di negara bagian yang dikuasai oleh oposisi," kata Anwar Ibrahim yang langsung disambut tepuk tangan dari sekitar 1000 orang yang hadir untuk menyaksikan malam "Memperkasakan Karyawan (Seniman-red). Hadir dalam acara Manifesto Kebudayaan Faksi Rakyat ialah menteri besar Selangor Khalid Ibrahim, Presiden PKR Wan Azizah Wan Ismail, sastrawan negara Prof Muhammad Salleh, Abdul Samad Said.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008