Jeddah, Arab Saudi (ANTARA News) - Raja Arab Saudi Abdullah dan Presiden Palestina Mahmud Abbas, Ahad, sepakat bahwa Liga Arab harus mengatur perundingan-perundingan gencatan senjata antara kelompok Fatah dan Hamas, kata seorang diplomat Palestina. "kedua pihak sepakat bahwa semua dialog antar bangsa Palestina harus dilakukan dibawah pengawasan Liga Arab," kata perwakilan Palestina di Riyadh, Jamal Shobaki, kepada AFP. Raja Abdullah dan pemimpin Fatah Abbas juga membahas status perundingan-perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina yang didukung Amerika Serikat, selama pertemuan Ahad di kota Laut merah Jeddah, kata Shobaki menambahkan. Abbas pekan lalu menyerukan perlunya dilakukan dialog dengan Hamas, yang menundukkan kelompok Fatah yang setia dari Jalur Gaza Juni tahun lalu, dan meretakkan kebijakan sebelumnya yakni menolak pembukaan dialog sampai kontrol atas wilayah diserahkan. Hamas menanggapi sepakat dengan usulan Abbas, mengemukakan harapan-harapan rekonsiliasi antara kedua pihak, meskipun prospek kesepakatan perdamaian dengan Israel sebelum akhir tahun ini tampaknya tidak mungkin. Arab Saudi memprakarsai perjanjian antara Fatah dan Hamas pada awal tahun 2007, yang menggiring pembentukan pemerintah persatuan Palestina, namun ketegangan-ketegangan tak terkendalikan antara kedua pihak menimbulkan pertempuran sengit yang mengakibatkan pengambil-alihan kendali Gaza hanya beberapa bulan yang lalu. Abbas pada Ahad malam bertolak ke Kairo untuk melakukan pembicaraan-pembicaraan Senin dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak, kata Shobaki. Pertemuan difokuskan pada kemarahan Palestina terhadap perluasan pemukiman Israel di wilayah Tepi Barat yang mereka caplok, terutama dianeksasinya wilayah Arab Jerusalem timur, dan Abbas mengharapkan adanya kemajuan dalam perundingan-perundingan terakhirnya dengan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, kata kantor berita resmi Mesir MENA. Liga Arab juga mengatur kesepakatan 21 Mei di ibukota Qatar, Doha, antara politisi-politisi Lebanon yang bermusuhan, untuk mengakhiri krisis 18 bulan yang meletuskan pertempuran di jalan-jalan yang menewaskan 65 orang. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008