Jakarta (ANTARA News) - Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq, yang ditahan di Polda Metro Jaya karena menjadi tersangka kasus kekerasan di Monas pada 1 Juni lalu, "kebanjiran" pembesuk. Massa yang datang ke Polda Metro Jaya, Senin, sebagian besar berasal dari massa yang baru saja menggelar aksi damai bagi pembubaran Ahmadiyah di Monas, Jakarta Pusat. Kedatangan massa yang hampir semua memakai baju putih ini berkumpul di pintu masuk Polda Metro Jaya, Jalan Sudirman sehingga sempat membuat arus lalu lintas tersendat. Polda Metro Jaya mengijinkan massa bertemu dengan Rizieq di Rutan Narkoba, namun agar berjalan tertib, kunjungan dilakukan secara berkelompok. Polisi menyediakan minibus untuk mengangkut massa dari Jalan Sudirman ke Rutan Narkoba secara bergantian antara 20 hingga 25 orang. Begitu tiba di Rutan, massa segera diantar masuk ke dalam Rutan, sedangkan massa yang sudah selesai membesuk dibawa kembali ke luar Mapolda Metro Jaya dengan bus yang sama. Dengan cara seperti itu, maka tidak terjadi tumpukan massa di depan Rutan, sebab bus yang datang membawa massa langsung diisi massa yang keluar dari Rutan. Kedatangan massa di Rutan Narkoba ini juga diselingi dengan teriakan "Allahu Akbar" dan "Bubarkan Ahmadiyah", namun teriakan itu hanya sesekali saja dan tidak seriuh kalau unjuk rasa di jalanan. Massa yang datang tidak saja laki-laki, tetapi juga wanita. Aktivis Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII) Habib Abdurrahman Assegaf usai menjenguk Rizieq juga menyerukan agar Ahmadiyah dibubarkan. "Saya tidak rela Habib Rizieq ditahan," kata Assegaf yang berjalan sambil membawa tongkat. Mendatangi pembesuk Karena jumlah massa yang cukup banyak, Rizieq dengan difasilitasi Polda Metro Jaya mendatangi langsung pendukungnya di pintu gerbang Polda Metro Jaya. Dengan dikawal polisi, Rizieq meminta massa untuk tertib dan tidak terprovokasi oleh pihak lain. "Gerakan Umat Islam (di Monas hari ini) yang begitu baik, jangan sampai terprovokasi. Jaga ketenangan," katanya lewat pengeras suara kepada massa pendukungnya. Selama ditahan, Rizieq mengaku malah dapat beribadah dan berdzikir dengan tenang. "Biarkan proses hukum berjalan," katanya. Ia juga menyerukan agar polisi juga memeriksa tokoh AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan) sebab mereka juga terlibat kasus kekerasan di Monas juga. Usai berpidato, massa lalu membubarkan diri. Rizieq dan enam anggota FPI ditahan karena diduga terlibat penyerangan massa AKKBB di Monas, 1 Juni 2008, hingga menyebabkan sejumlah massa luka. Polri kini terus memburu 13 tersangka lain dalam kasus ini, termasuk Panglima Komando Laskar Islam, Munarman. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008