Moskow (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, Senin, mengatakan Eropa dan Rusia harus mencoba mengatasi ketidakpercayaan di antara mereka serta berupaya meningkatkan hubungan.

Namun, Menlu Le Drian mengatakan masih terlalu dini untuk mencabut sanksi Uni Eropa (EU) terhadap Moskow. 

EU memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas tindakan Moskow mencaplok Semenanjung Krimea milik Ukraina pada 2014 dan karena dukungannya bagi separatis bersenjata pro-Rusia di Ukraina timur.

Tapi, konflik tersebut memperlihatkan tanda-tanda mencair. Pada Sabtu, Rusia dan Ukraina bertukar puluhan tahanan dalam proses pemulihan hubungan, yang dinegosiasikan dengan hati-hati dan mendapat pujian Barat.

Baca juga: Ukraina masukkan tersangka kasus MH17 dalam pertukaran tahanan

"Waktunya telah tiba, waktunya sudah tepat, untuk bekerja ke arah mengurangi ketidakpercayaan antara Rusia dan Eropa, yang seharusnya menjadi mitra pada tingkat strategis dan ekonomi," kata Le Drian di Moskow setelah mengikuti pertemuan Dewan Kerja Sama Keamanan Prancis-Rusia. Pertemuan itu adalah yang pertama berlangsung sejak Krimea dicaplok.

"Belum waktunya untuk mencabut sanksi. (Tapi) kami melihat ada cara pandang baru dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir, kami senang," katanya pada konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Presiden Prancis Emmanuel Macron ingin menunjukkan kepada Moskow bahwa Rusia bukan negara kuat yang dikucilkan, bahkan jika Eropa dan Kremlin memiliki perbedaan tajam dalam berbagai masalah, termasuk soal Iran, konflik Suriah dan Ukraina.
 
Sikap diplomatik Prancis yang berbeda terhadap Rusia kemungkinan akan menciptakan ketegangan dengan beberapa negara Uni Eropa lainnya, seperti Polandia dan negara-negara Baltik. Negara-negara itu merasa bahwa membangun kembali hubungan dengan Rusia adalah langkah yang tidak tepat jika Rusia masih mengendalikan Krimea, juga jika konflik di Ukraina timur belum terselesaikan.

Baca juga: Pejabat: Uni Eropa tolak kembalinya Rusia ke KTT G7

"Perpecahan kami berdampak pada kepentingan-kepentingan bersama kami,"  kata Le Drian, menambahkan.

Setelah itu, ia mengatakan kepada Lavrov bahwa Rusia harue memainkan peranannya.   

Pada Agustus, Macron mengundang Presiden Vladimir Putin untuk berkunjung ke kediaman musim panasnya .

Macron juga mendesak Putin untuk mematuhi prinsip-prinsip demokrasi setelah protes berlangsung selama berminggu-minggu di Moskow.


Sumber: Reuters

Baca juga: Politisi Eropa serukan sanksi baru terhadap Rusia terkait Ukraina
​​​​​​​

 

10 negara ASEAN jajaki kerja sama dengan Rusia

Pewarta: Maria D Andriana
Editor: Tia Mutiasari
COPYRIGHT © ANTARA 2019